Repelita Jakarta - Ketua senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Panda Nababan, menanggapi rencana Ketua Umum Pro Jokowi, Budi Arie Setiadi, yang ingin bergabung dengan Partai Gerindra setelah masa jabatan Presiden Joko Widodo berakhir sebagai Presiden ke-7 RI.
Panda mengaku terkejut dan sulit memahami keputusan Budi Arie yang menurutnya telah keluar dari jalur yang biasa ia ikuti selama ini.
Saat ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Pusat, Minggu 9 November 2025, Panda mengatakan bahwa ia tidak bisa mengikuti langkah Budi Arie yang ingin berpindah partai.
"Loh, dia dulu sama-sama aku dari awal, jadi aku nggak bisa ngikuti dia lagi," ujarnya pada Senin, 10 November 2025.
Politisi senior PDIP ini juga menyinggung langkah Budi Arie dengan sindiran halus, menilai keputusan tersebut di luar jangkauan pikirannya.
Wah, saya enggak bisa ngikuti lagi Projo, udah terlampau pintar dia ya, demikian Panda menambahkan.
Panda menekankan bahwa kesetiaan terhadap jalur politik yang telah dipilih sejak awal menjadi pertimbangan utama bagi dirinya, sehingga sulit menerima langkah Budi Arie bergabung ke Gerindra.
Keputusan ini sekaligus menandai pergeseran arah politik di kalangan pengurus Pro Jokowi yang ingin menempuh jalur berbeda setelah kepemimpinan Presiden Joko Widodo berakhir.
Proses adaptasi dan respons internal partai terhadap langkah individu seperti Budi Arie menjadi perhatian serius bagi jajaran pengurus senior PDIP.
Kehadiran Budi Arie di Gerindra diharapkan akan memunculkan dinamika politik baru yang dapat memengaruhi strategi partai ke depan.
Langkah politik ini juga menjadi sorotan publik karena melibatkan figur yang sebelumnya dikenal dekat dengan mantan Presiden Joko Widodo.
Panda mengingatkan agar seluruh pengurus dan kader partai tetap fokus pada visi dan misi partai, serta tidak mudah terpengaruh oleh pergeseran individu yang memilih jalur berbeda.
Editor: 91224 R-ID Elok

