Repelita Jakarta - Panda Nababan, politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), menyoroti langkah Ketua Umum Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, yang berniat bergabung dengan Partai Gerindra setelah Presiden Joko Widodo pensiun.
Panda mengaku terkejut dengan keputusan Budi Arie yang menurutnya berada di luar jangkauan pikiran dan logikanya.
Ia menegaskan bahwa sejak awal Budi Arie merupakan bagian dari Projo, sehingga langkah untuk pindah ke partai lain dinilai tidak bisa diikuti begitu saja.
“Loh, dia dulu sama-sama aku dari awal, jadi aku nggak bisa ngikuti dia lagi,” ujar Panda pada Senin, 10 November 2025, di kawasan Tebet, Jakarta Pusat.
Panda menambahkan bahwa keputusan Budi Arie masuk Gerindra menunjukkan kecerdasan yang tinggi, sehingga ia memberi pujian secara tersirat dengan menyebut sosok tersebut terlampau pintar.
Wakil rakyat dari PDIP itu menyampaikan sindiran halus kepada Budi Arie, menyiratkan bahwa langkah pindah partai tidak sejalan dengan loyalitas yang dibangun sebelumnya.
Menurut Panda, kecerdikan Budi Arie terlihat dari kemampuan mengambil keputusan strategis, meski keputusan tersebut menimbulkan ketidakpastian bagi rekan-rekannya di Projo.
Panda menekankan bahwa meskipun langkah tersebut mengejutkan, ia tetap menghargai kemampuan Budi Arie dalam memetakan peluang politik yang ada di depannya.
Pernyataan Panda ini sekaligus menjadi catatan bagi publik terkait dinamika internal Projo pasca kepemimpinan Jokowi berakhir, dan bagaimana figur seperti Budi Arie menentukan arah langkah politiknya.
Langkah Budi Arie juga membuka ruang diskusi di kalangan partai politik mengenai loyalitas, kecerdasan strategi, dan dinamika personal dalam pengambilan keputusan politik di Indonesia. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

