Pemanggilan Jonan berlangsung bersamaan dengan kehadiran Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Bobby Rasyidin, yang juga turut hadir dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto.
Jonan menyampaikan bahwa pertemuan tersebut berlangsung selama kurang lebih dua jam dan diprakarsai oleh Sekretaris Kabinet, dengan tujuan untuk berbagi pandangan sebagai warga negara terhadap program-program pemerintahan.
Ia menegaskan bahwa dalam diskusi tersebut tidak ada pembahasan mengenai utang proyek kereta cepat Whoosh, dan dirinya tidak diminta memberikan masukan terkait persoalan tersebut.
Jonan menyatakan bahwa Presiden Prabowo tidak meminta pandangan apa pun darinya mengenai proyek Whoosh, dan ia berasumsi bahwa presiden telah memiliki kebijakan tersendiri terkait hal itu.
Menurut Jonan, secara operasional kereta cepat Whoosh sudah berjalan dengan baik, namun ia enggan menjawab lebih jauh mengenai pengelolaan dan beban utang yang menyertai proyek tersebut.
Ia menyarankan agar pertanyaan mengenai pengelolaan dan utang Whoosh langsung ditujukan kepada pihak yang berwenang, karena topik itu tidak menjadi bagian dari pembicaraan di Istana.
Dalam pertemuan tersebut, Jonan lebih banyak menyampaikan apresiasi terhadap program diplomasi luar negeri yang dijalankan Presiden Prabowo, serta pengembangan peran BUMN dalam pembangunan nasional.
Ia juga menyoroti program-program kerakyatan yang digagas pemerintah seperti MBG, Koperasi Merah Putih, dan sekolah rakyat, yang menurutnya memiliki potensi dampak berantai terhadap kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, pemerintah masih menghadapi tantangan besar dalam menyelesaikan beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh yang terus menjadi sorotan publik.
Total anggaran proyek Whoosh tercatat sebesar USD 7,27 miliar atau setara dengan Rp 120 triliun, termasuk pembengkakan biaya atau cost overrun yang mencapai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 19,8 triliun.
Hingga kini, belum ada keputusan final mengenai skema penyelesaian utang tersebut, sementara operasional kereta cepat terus berjalan di tengah sorotan terhadap efisiensi dan transparansi proyek. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

