
Repelita [Jakarta] - Asisten pribadi Presiden Prabowo Subianto, Agung Surahman, menuai gelombang kecaman pedas dari berbagai kalangan setelah mengunggah rekaman kegiatan harian bergaya dokumenter pribadi yang menampilkan rutinitasnya mendampingi kunjungan ke wilayah-wilayah hancur lebur akibat banjir bandang dan longsor di sejumlah provinsi Sumatera.
Rekaman tersebut diposting melalui platform Threads pada Selasa, 2 Desember 2025, dengan pesan pembuka yang mengajak penonton untuk ikut serta dalam petualangan singkat bersamanya dan pemimpin negara.
Potongan klip menyoroti perjalanan Agung mulai dari bangun pagi di penginapan mewah, persiapan mandi dan sarapan, hingga naik pesawat serta helikopter menuju titik-titik rawan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, termasuk momen Presiden berbincang dengan warga pengungsi serta bermain dengan anak-anak yatim piatu akibat musibah.
Pendekatan penyajian yang ringan dan estetik seperti seri hari biasa ini dianggap sangat tidak pantas di tengah situasi krisis kemanusiaan yang menewaskan hampir seribu jiwa dan menggusur puluhan ribu keluarga.
Pengguna internet ramai-ramai menyuarakan kekecewaan atas kontras mencolok antara kenyamanan yang ditampilkan rombongan pejabat dengan penderitaan ekstrem korban yang bertahan hidup di bawah lumpur dan puing reruntuhan.
Banyak yang menilai pembuatan konten semacam itu justru mengeksploitasi tragedi untuk pencitraan pribadi, mengabaikan etika dasar dalam menangani bencana nasional.
Agung Surahman awalnya merespons kritik dengan nada defensif dan emosional di kolom komentar, bahkan sempat membalas salah satu pengguna dengan kalimat singkat yang menunjukkan ketidaksabaran.
Suasana hatinya yang terganggu membuatnya terpancing marah atas gangguan tersebut, meskipun akhirnya ia menarik diri dan memilih untuk merenungkan umpan balik dari masyarakat.
Setelah gelombang hujatan semakin membesar, Agung akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui akun Threads-nya pada Jumat, 5 Desember 2025.
Ia mengakui bahwa suasana hati sedang tidak kondusif dan memohon pengertian atas respons impulsifnya, sambil menawarkan ruang diskusi lebih lanjut di thread pribadinya.
Meskipun ada yang menerima klarifikasi tersebut, mayoritas netizen tetap menuntut refleksi lebih dalam atas sensitivitas konten di masa sulit seperti ini.
Pemerintah pusat belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden yang kian viral ini, meninggalkan ruang bagi publik untuk terus memantau perkembangan sikap pihak terkait.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

