Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

INA dan LPEM UI Ungkap Dampak Investasi Tol Trans Sumatera dan BNCT

 foto

Repelita Jakarta - Indonesia Investment Authority (INA) bersama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia merilis laporan mengenai dampak proyek Jalan Tol Trans Sumatera Bakauheni–Terbanggi Besar (BTB) dan Pelabuhan Internasional Belawan New Container Terminal (BNCT) di Sumatera Utara pada Senin, 17 November 2025.

Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, mengatakan data dari LPEM UI menegaskan bahwa investasi yang dirancang dengan tata kelola kuat dan sejalan dengan prioritas nasional dapat menghasilkan dampak yang melampaui angka di neraca keuangan, sekaligus memperkuat konektivitas, efisiensi, dan daya saing di seluruh Indonesia.

Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar (BTB) merupakan ruas pertama yang beroperasi dari proyek Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS), memiliki panjang 141 kilometer dan menjadi ruas tol terpanjang kedua di Indonesia.

Tol ini menghubungkan Pelabuhan Bakauheni, pintu utama antara Sumatra dan Jawa, dengan Lampung Tengah, sehingga meningkatkan konektivitas antarwilayah dan efisiensi logistik di Sumatera.

Analisis LPEM UI mencakup periode konstruksi dan operasional proyek dari 2015 hingga 2067, memperkirakan BTB memberikan kontribusi sekitar Rp 400 triliun terhadap PDB Indonesia, serta mendukung sekitar 20.000 lapangan kerja setiap tahun selama masa konsesi.

Proyek ini memiliki Rasio Manfaat-Biaya Ekonomi (EBCR) sebesar 2,59, artinya setiap Rp 1 yang diinvestasikan menghasilkan nilai ekonomi Rp 2,59.

Selain manfaat makroekonomi, BTB berdampak pada sosial ekonomi dan lingkungan, antara lain memangkas waktu tempuh Bakauheni–Bandar Lampung dari lima jam menjadi dua jam, yang berpotensi menghemat biaya total lebih dari Rp 170 triliun dan menurunkan biaya logistik nasional.

Tol ini juga mendorong peningkatan pendapatan UMKM, memperluas akses masyarakat ke layanan publik, serta menurunkan emisi CO2 sekitar 1,6 juta ton melalui penerapan sistem pemantauan keselamatan berbasis teknologi.

Sementara itu, Pelabuhan Internasional Belawan New Container Terminal (BNCT) memegang peran penting dalam memperkuat konektivitas perdagangan internasional Indonesia, menghubungkan Asia, Timur Tengah, Eropa, dan Afrika.

BNCT dikembangkan menjadi pelabuhan internasional modern untuk mengurangi ketergantungan pada pelabuhan transshipment regional, melalui layanan direct call, dengan tujuan meningkatkan kapasitas dari 600 ribu TEUs menjadi 1,4 juta TEUs, didukung jaringan, teknologi, dan keahlian operasional dari DP World.

Analisis LPEM UI yang mencakup periode 2016–2072 memperkirakan BNCT menciptakan nilai tambah sekitar Rp 82 triliun, membuka sekitar 4.400 lapangan kerja setiap tahun, serta menghasilkan pendapatan fiskal sekitar Rp 15 triliun dengan EBCR sebesar 1,9, artinya setiap Rp 1 investasi memberikan nilai ekonomi Rp 1,9.

Studi ini juga memperkirakan total penghematan biaya sekitar Rp 60 triliun, terdiri dari Rp 20 triliun dari efisiensi waktu melalui direct call dan Rp 40 triliun dari penurunan biaya penanganan terminal.

Selain kinerja ekonomi, revitalisasi BNCT mendorong peningkatan pendapatan UMKM, memperluas akses kebutuhan pokok, dan menurunkan emisi CO2 sekitar 3,4 juta ton melalui rute pelayaran lebih singkat dan peningkatan efisiensi operasional.

Wakil Direktur Riset LPEM FEB UI, Jahen F Rezki, menyatakan laporan ini penting karena memberikan wawasan berbasis data mengenai dampak potensial kemitraan investasi jangka panjang INA terhadap pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia, serta menyoroti manfaat lingkungan signifikan dari proyek tersebut yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved