Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Herwin Sudikta menyoroti netralitas institusi kepolisian setelah beredarnya video yang menampilkan Penasihat Kapolri Irjen Pol Aryanto Sutadi.
Dalam rekaman visual tersebut, terlihat mantan perwira tinggi polisi itu hadir dalam sebuah forum yang diikuti sejumlah pendukung mantan presiden.
Herwin mempertanyakan konsistensi sikap netral penegak hukum melalui wawancara dengan media pada hari Jumat tanggal 14 November 2024.
Dia mengungkapkan keraguan publik mengenai objektivitas proses hukum dalam kasus-kasus tertentu.
Keterlibatan Aryanto dalam kegiatan yang diasosiasikan dengan kelompok politik tertentu dinilai problematik.
Figur penasihat Kapolri diharapkan dapat menjaga jarak yang proporsional dari aktivitas berpotensi konflik kepentingan.
Video sebelumnya juga menunjukkan kehadiran Aryanto dalam forum relawan yang terkait dengan figur politik nasional.
Situasi ini memunculkan pertanyaan mengenai batasan netralitas bagi petinggi institusi penegak hukum.
Sebagai penasihat institusi Polri, seharusnya dijaga persepsi publik mengenai sikap tidak memihak.
Kasus-kasus yang menjadi perhatian nasional memerlukan penanganan dengan tingkat objektivitas tinggi.
Warganet di platform media sosial turut menyampaikan berbagai tanggapan kritis mengenai hal ini.
Banyak komentar yang mempertanyakan konsistensi antara pernyataan netralitas dengan tindakan nyata.
Beberapa pihak menyoroti pentingnya menjaga citra institusi kepolisian di mata masyarakat luas.
Keterbukaan dan akuntabilitas menjadi nilai penting yang harus dijunjung oleh aparat penegak hukum.
Pembahasan ini menunjukkan tingginya perhatian publik terhadap prinsip good governance.
Masyarakat mengharapkan transparansi dan konsistensi dari seluruh jajaran institusi negara.
Proses penegakan hukum harus berjalan tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik manapun.
Pemerintah perlu memastikan netralitas birokrasi dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

