Repelita Jakarta - Sejumlah organisasi sayap hingga Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra menolak rencana Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, untuk bergabung ke partai tersebut.
Penolakan ini muncul setelah Budi Arie memberi sinyal kuat bahwa Projo akan merapat ke Gerindra guna memperkuat dukungan terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai sikap kader Gerindra memiliki dasar yang masuk akal karena bertujuan menjaga dan mempertahankan idealisme partai.
Menurut Jamiluddin, ketegasan kader menolak tokoh yang dianggap oportunis seperti Budi Arie sangat wajar. Ia menekankan bahwa orang dengan pendekatan oportunis berpotensi merusak soliditas dan kohesivitas internal partai.
"Penolakan itu logis karena ingin menjaga dan mempertahankan idealisme Gerindra," ujar Jamiluddin kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 11 November 2025.
Ia menyimpulkan bahwa menolak masuknya tokoh tersebut menjadi langkah tepat untuk menjaga keutuhan internal partai.
Sinyal merapat ke Gerindra sendiri sebelumnya disampaikan Budi Arie saat pidato pembukaan Kongres III Projo di Jakarta, Sabtu, 1 November 2025.
Di hadapan ribuan kader, Budi Arie menegaskan bahwa langkah ini dimaksudkan untuk memperkuat dukungan politik serta soliditas kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

