Repelita Surakarta - Ketegangan kembali melanda lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta menyusul penobatan KGPH Hangabehi sebagai Pakubuwono XIV oleh Lembaga Dewan Adat pada hari Kamis tanggal 13 November 2024.
Penobatan tersebut menimbulkan situasi baru yang cukup pelik karena terjadi beberapa hari setelah KGPA Hamengkunegara atau Gusti Purbaya menyatakan diri sebagai penerus tahta yang sama.
Ketegangan memuncak ketika GKR Timoer Rumbay yang merupakan kakak kandung Gusti Purbaya mendatangi langsung lokasi penobatan KGPH Hangabehi yang juga dikenal dengan nama Gusti Mangkubumi.
Dengan suara terdengar bergetar penuh emosi, GKR Timoer menyampaikan rasa kecewanya terhadap keputusan Lembaga Dewan Adat yang dinilai mengulangi konflik suksesi masa lalu.
Menurut penuturannya, penobatan mendadak terhadap Gusti Mangkubumi merupakan bentuk pengabaian terhadap kesepakatan internal keluarga besar keraton.
Seluruh putra dan putri Pakubuwono XIII sebelumnya telah menyepakati bahwa Gusti Purbaya merupakan penerus tahta Keraton Surakarta yang sah.
GKR Timoer bahkan menyebut langkah adik kandungnya tersebut sebagai bentuk pengkhianatan terhadap kesepakatan keluarga Kasunanan.
Pernyataan keras tersebut langsung memicu reaksi dari berbagai pihak yang hadir di lokasi penobatan.
Situasi ini semakin memperlihatkan betapa rentannya kondisi harmoni di dalam lingkungan keraton pasca wafatnya Pakubuwono XIII.
Penobatan ganda ini membuat proses suksesi menjadi semakin rumit dan berpotensi memicu perpecahan lebih dalam.
Langkah Lembaga Dewan Adat yang memilih mendukung Gusti Mangkubumi dinilai sebagai tindakan sepihak oleh sejumlah kerabat keraton.
Sementara itu kelompok pendukung Gusti Purbaya tetap bersikukuh dengan legitimasi yang mereka yakini telah disepakati bersama sejak lama.
Konflik suksesi di Keraton Surakarta sebenarnya bukan merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi.
Perselisihan serupa pernah berlangsung cukup lama pada masa Pakubuwono XIII dan meninggalkan luka perpecahan mendalam antara berbagai pihak.
Masyarakat kini menantikan pernyataan resmi dari pihak keraton yang dapat meredakan ketegangan yang terjadi.
Diperlukan forum bersama untuk mencari solusi damai agar Keraton Surakarta tidak kembali terjerumus dalam konflik berkepanjangan.
Institusi budaya ini seharusnya tetap menjadi simbol kearifan dan kebijaksanaan tradisi Jawa yang dijunjung tinggi.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

