Repelita Jakarta - Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, kini menghadapi fase politik yang penuh tantangan setelah posisinya menjauh dari lingkar kekuasaan mantan Presiden Joko Widodo.
Upaya Budi Arie untuk bergabung dengan partai politik tampak tersendat, terutama saat ia mencoba merapat ke Partai Gerindra dan Partai Solidaritas Indonesia.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai bahwa respons partai-partai tersebut mencerminkan minimnya peluang bagi Budi Arie untuk diterima.
“Kader Partai Gerindra banyak menolaknya, sementara PSI merasa tidak pernah menawarkan Budi Arie untuk menjadi kadernya,” ujar Jamiluddin kepada RMOL, Minggu 16 November 2025.
Menurut Jamiluddin, kondisi ini menandai bahwa figur dengan karakter pragmatis seperti Budi Arie kini tidak lagi mudah memasuki partai politik manapun.
Situasi politik yang terbuka membuat partai lebih berhati-hati dalam menerima sosok yang dianggap hanya singgah untuk memperoleh posisi tertentu.
“Hal itu mengindikasikan orang pragmatis seperti Budi Arie tidak lagi leluasa dan mudah untuk seenaknya masuk ke partai politik,” pungkas Jamiluddin.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

