Roy Suryo Sebut KPU Alat Politik Fufufafa dan Desak Ketua KPU Mundur

Repelita Jakarta - Pakar telematika Roy Suryo melontarkan kritik tajam terhadap Komisi Pemilihan Umum yang dinilainya telah berubah menjadi alat politik dalam polemik dokumen pencalonan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Roy menyebut KPU sebagai Komisi Fufufafa, istilah yang ia gunakan untuk menggambarkan ketidakjelasan dan minimnya transparansi lembaga tersebut dalam menetapkan regulasi terkait dokumen pencalonan presiden dan wakil presiden.

Pernyataan tersebut disampaikan Roy dalam kanal Forum Keadilan TV pada Sabtu, 20 September 2025.

Ia menilai penerbitan Keputusan KPU Nomor 731 Tahun 2025 yang sempat menetapkan dokumen persyaratan pasangan calon sebagai informasi publik yang dikecualikan, merupakan bentuk perlindungan berlebihan terhadap Gibran.

Menurut Roy, keputusan itu justru memperkeruh suasana dan menimbulkan kecurigaan publik terhadap integritas penyelenggaraan pemilu.

Ia menegaskan bahwa pencabutan keputusan tersebut tidak serta-merta menghapus dampak negatif yang telah ditimbulkan.

Roy menyatakan bahwa keterbukaan dokumen pencalonan merupakan bagian penting dari proses demokrasi yang tidak boleh dikaburkan.

Ia menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tahapan pemilu agar kepercayaan publik terhadap KPU tetap terjaga.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Roy mendesak Ketua KPU M Affifudin dan seluruh komisioner untuk mundur dari jabatannya.

Ia mengingatkan agar KPU tidak menjadi alat politik yang menutupi informasi penting dari masyarakat.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga