Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Prabowo Akan Panggil Kepala BGN, Kasus Keracunan MBG Disebut Masalah Besar dan Tak Boleh Dipolitisasi

 Repelita Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk membahas maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo sesaat setelah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu, 27 September 2025, usai lawatan luar negeri selama tujuh hari.

Ia mengaku terus memantau perkembangan kasus tersebut dan menyebutnya sebagai masalah besar yang harus segera ditangani.

“Habis ini saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan beberapa pejabat kita akan diskusikan,” ujar Prabowo.

Presiden secara terbuka mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan program MBG yang menjadi salah satu program andalannya.

“Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal, ya,” katanya.

Meski demikian, Prabowo tetap optimistis bahwa persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik.

“Saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik,” tegasnya.

Di sisi lain, Prabowo memberikan peringatan agar isu keracunan MBG tidak dijadikan alat politik.

“Kita harus waspada, jangan sampai ini dipolitisasi. Tujuan Makan bergizi adalah untuk anak-anak kita yang sering sulit makan,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa banyak anak-anak yang hanya makan nasi dengan garam, sehingga program MBG bertujuan untuk mengatasi kesenjangan gizi.

“Mungkin kita-kita ini makan lumayan. Mereka tuh makannya hanya nasi pakai garam. Ini yang harus kita atasi untuk memberi makan segala. Pasti ada hambatan, rintangan. Ini kita atasi ya,” lanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Muhammad Qodari menyampaikan bahwa jumlah korban keracunan MBG mencapai sekitar 5.000 pelajar.

Namun, data yang dimiliki oleh BGN, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan perbedaan angka.

BGN melaporkan 5.080 pelajar terdampak dengan 46 kasus.

Kemenkes mencatat 60 kasus dengan jumlah korban mencapai 5.207 orang.

Sementara BPOM mencatatkan 55 kasus dengan total korban sebanyak 5.320 pelajar. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Repelita Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyatakan akan memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk membahas maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo sesaat setelah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu, 27 September 2025, usai lawatan luar negeri selama tujuh hari.

Ia mengaku terus memantau perkembangan kasus tersebut dan menyebutnya sebagai masalah besar yang harus segera ditangani.

“Habis ini saya langsung akan panggil Kepala BGN dengan beberapa pejabat kita akan diskusikan,” ujar Prabowo.

Presiden secara terbuka mengakui adanya kekurangan dalam pelaksanaan program MBG yang menjadi salah satu program andalannya.

“Ini masalah besar, jadi pasti ada kekurangan dari awal, ya,” katanya.

Meski demikian, Prabowo tetap optimistis bahwa persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik.

“Saya juga yakin bahwa kita akan selesaikan dengan baik,” tegasnya.

Di sisi lain, Prabowo memberikan peringatan agar isu keracunan MBG tidak dijadikan alat politik.

“Kita harus waspada, jangan sampai ini dipolitisasi. Tujuan Makan bergizi adalah untuk anak-anak kita yang sering sulit makan,” ucapnya.

Ia menambahkan bahwa banyak anak-anak yang hanya makan nasi dengan garam, sehingga program MBG bertujuan untuk mengatasi kesenjangan gizi.

“Mungkin kita-kita ini makan lumayan. Mereka tuh makannya hanya nasi pakai garam. Ini yang harus kita atasi untuk memberi makan segala. Pasti ada hambatan, rintangan. Ini kita atasi ya,” lanjutnya.

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Muhammad Qodari menyampaikan bahwa jumlah korban keracunan MBG mencapai sekitar 5.000 pelajar.

Namun, data yang dimiliki oleh BGN, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan perbedaan angka.

BGN melaporkan 5.080 pelajar terdampak dengan 46 kasus.

Kemenkes mencatat 60 kasus dengan jumlah korban mencapai 5.207 orang.

Sementara BPOM mencatatkan 55 kasus dengan total korban sebanyak 5.320 pelajar. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved