
Repelita Jakarta - Gaya komunikasi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dinilai terlalu sering mencampuri berbagai isu publik yang tidak langsung berkaitan dengan tugas pokoknya.
Direktur Nusantara Parameter Indeks (NPI), Murmahudi, menyampaikan bahwa sejak awal menjabat, Purbaya lebih banyak melontarkan komentar dibanding menunjukkan kinerja nyata.
Pernyataan itu disampaikan Murmahudi dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta pada Sabtu, 20 September 2025.
Ia menyoroti kebiasaan Purbaya membandingkan kinerja ekonomi lintas era, menyindir akademisi, hingga ikut menanggapi laporan direksi BUMN di media.
Murmahudi menilai bahwa yang dibutuhkan rakyat adalah kerja konkret menjaga stabilitas ekonomi, bukan polemik di ruang publik.
Menurutnya, posisi Menteri Keuangan adalah kunci dalam menjaga keseimbangan fiskal negara.
Ia menyebut bahwa terlalu reaktif terhadap kritik publik justru menguras energi dan mengalihkan fokus dari tugas utama.
Murmahudi mempertanyakan kapan waktu yang tersedia untuk merumuskan kebijakan fiskal jika setiap isu selalu ditanggapi dengan komentar di media.
Ia menegaskan bahwa prioritas Menkeu seharusnya adalah kebijakan nyata, bukan adu argumen.
Murmahudi juga menyoroti tantangan besar yang sedang dihadapi Indonesia, mulai dari pelemahan daya beli, ancaman perlambatan ekonomi global, defisit anggaran, hingga penerimaan negara yang perlu dioptimalkan.
Ia menyebut bahwa kondisi tersebut menuntut konsentrasi penuh dari Menteri Keuangan.
Menurutnya, Menkeu adalah ujung tombak pertahanan ekonomi nasional yang harus menunjukkan kepastian dalam pengelolaan APBN.
Murmahudi menekankan pentingnya subsidi yang tepat sasaran dan pengelolaan fiskal yang sehat.
Ia mengingatkan agar energi tidak habis hanya untuk klarifikasi dan sindir-menyindir.
Murmahudi menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa publik menunggu langkah nyata, bukan drama.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

