
Repelita Jakarta - Seruan reformasi terhadap institusi Polri yang belakangan ramai digaungkan dinilai berisiko tidak berjalan maksimal.
Penilaian tersebut disampaikan oleh Komisaris Jenderal (Purnawirawan) Dharma Pongrekun dalam Refly Harun Podcast berjudul 36 Tahun di Polri, Purn Jenderal Bintang 3 Bongkar Semua 'Rahasia' Era Jokowi yang tayang pada Sabtu, 20 September 2025.
Dharma menyebut bahwa pergantian pucuk pimpinan Polri selama ini hanya bersifat kosmetik dan tidak menyentuh akar persoalan.
"Siapa pun (Kapolri) yang menggantikan selama ini hanya lip service, kayak membedaki, kosmetika," ujar Dharma.
Menurutnya, setiap pejabat Polri yang sedang menjabat cenderung takut kehilangan kenyamanan yang telah mereka nikmati.
Hal itu, kata Dharma, sangat mempengaruhi kemampuan Polri dalam merespons jeritan hati masyarakat.
Dharma menekankan bahwa Polri ke depan membutuhkan pemimpin yang memiliki karakter kuat, rasa malu, dan integritas tinggi.
Ia berharap tidak ada lagi bawahan yang menjadi korban dalam setiap persoalan yang muncul di tubuh kepolisian.
"Saya inginkan tidak ada bawahan yang salah," tegasnya.
Dharma mengaku bahwa selama puluhan tahun berdinas, ia menyaksikan sendiri bagaimana anak buah selalu dijadikan kambing hitam.
"Selalu tuduhan (mengarah ke) Brimob. Seperti kasus Ferdy Sambo," pungkas Dharma.
Sementara itu, pemerintah diketahui sedang menyiapkan pembentukan Komite Reformasi Polri, sebuah badan yang akan merumuskan rekomendasi perubahan besar terhadap institusi kepolisian.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

