
Repelita Jakarta - Akun fufufafa kembali menjadi sorotan publik setelah sebuah cuitan lawas yang berbunyi Saya tidak tamat SD kembali viral dan dijadikan sebagai bukti dugaan pengakuan pemilik akun atas riwayat pendidikan dirinya.
Cuitan tersebut disebut berasal dari tahun 2014 dan kini menjadi bahan perdebatan publik mengenai identitas pemilik akun.
Seorang dokter yang aktif di media sosial mempertanyakan apakah akun fufufafa benar milik Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Jika benar, maka pernyataan tersebut dianggap sebagai pengakuan lama tentang latar belakang pendidikan.
Akun fufufafa sebelumnya dikenal sebagai akun yang aktif menyampaikan kritik terhadap pemerintah dan isu politik nasional.
Cuitan Saya tidak tamat SD digunakan sebagai titik tekan bahwa pemilik akun menyampaikan pengakuan tentang pendidikan secara langsung.
Publik pun terbagi, sebagian menuntut klarifikasi secepatnya, sementara sebagian lainnya skeptis terhadap kebenaran klaim tersebut.
Belum ada konfirmasi resmi dari Gibran atau timnya mengenai apakah ia adalah pemilik akun fufufafa.
Belum ada pula bantahan tertulis atau klarifikasi langsung yang menyebut bahwa cuitan tersebut milik orang lain.
Pengamat media sosial menyebut bahwa isu pendidikan bisa menjadi strategi tekanan politik di era digital, terutama melalui narasi yang viral.
Isu riwayat pendidikan memiliki efek simbolik dalam kehidupan politik Indonesia dan cuitan semacam ini bisa dipakai sebagai alat legitimasi atau delegitimasi.
Dokter yang mengangkat isu ini dikenal aktif menyuarakan transparansi dan klarifikasi publik melalui media sosial.
Sebelumnya, ia juga pernah menyebar cuitan yang menunjukkan bahwa akun lain mengaku bersekolah di luar negeri namun dianggap tidak tamat atau tidak lulus.
Kasus ini menambah lapisan kontroversi terhadap riwayat pendidikan pejabat publik dan bagaimana publik menilai kredibilitas mereka melalui jejak digital masa lalu.
Pertanyaan utama yang kini penting bagi publik adalah apakah cuitan Saya tidak tamat SD benar berasal dari pemilik akun.
Dan jika benar, apakah itu menggambarkan realitas atau sekadar manuver digital politis.
Tanpa klarifikasi dari pihak terduga, bukti berupa cuitan lama masih terbuka untuk diperdebatkan.
Pengguna media sosial dan warganet kini mengawasi apakah akan muncul tanggapan resmi dari pihak terkait.
Hingga berita ini ditulis, belum ada bentuk klarifikasi atau pernyataan resmi yang membantah atau mengonfirmasi pengakuan tersebut.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

