Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Bentrok Warga di Kandea Makassar Picu Kebakaran dan Korban Terkena Busur, Empat Rumah Dilempari Molotov

 

Repelita Makassar – Ribuan warga memadati Jalan Poros Kandea, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, pada Selasa malam 23 September 2025.

Sekitar pukul 18.22 Wita, di tengah kerumunan warga, terlihat seorang korban dipapah oleh sejumlah orang karena terkena busur.

“Awas-awas, korban terkena busur kasian,” ujar salah seorang warga yang membantu memapah korban.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, telah turun langsung ke lokasi untuk melakukan pengamanan.

Kehadiran aparat membuka akses bagi petugas Damkarmat Kota Makassar yang sebelumnya terjebak saat hendak menuju titik kebakaran.

Informasi yang diterima menyebutkan bahwa sejumlah rumah terbakar akibat perang kelompok yang terjadi.

Khusus di Jalan Poros Kandea, sedikitnya empat rumah dilaporkan terbakar.

“Dilempari bom molotov,” kata seorang ibu yang ditemui di lokasi kejadian.

Seorang jemaah Masjid Nurul Hidayah di Jalan Poros Kandea menyebut bahwa kebakaran terjadi sekitar pukul 16.20 Wita.

“Sekitar jam 4 tadi ini ramai mi orang bilang ada rumah terbakar,” ujarnya.

Kombes Arya sebelumnya menyampaikan bahwa selama dua hari terakhir, pihaknya telah melakukan pengamanan selama 24 jam di empat titik rawan konflik yang dikenal sebagai jalur Gaza versi Kota Makassar.

Lokasi tersebut meliputi Jalan Lembo, Layang, Lorong 148, Bunga Ejaya, dan Kandea di Kecamatan Tallo.

“Ada ada, anggota di sana berjaga sudah dua hari. Jadi sif sifan di sana, daerah di situ luas, di jaga lorong sini tawuran di lorong sana. Sepertinya mereka mencari cari, kita masih petakan semua,” kata Arya kepada awak media.

Ia menjelaskan bahwa hingga hari kelima, belum ada pelaku perang kelompok yang berhasil diamankan.

“Sementara belum, karena ini tadi malam kita kejar tadi malam anak-anak ada sembunyi di rumah,” tuturnya.

Arya menambahkan bahwa respons masyarakat terhadap penanganan anak-anak yang terlibat cukup beragam.

Menurutnya, jika anak-anak dibiarkan oleh orang tua untuk terlibat dalam konflik, maka hal itu dapat dianggap sebagai bentuk pembiaran.

“Kalau anak anak (diamankan), respon masyarakat beragam, cuma kalau anak anak dibiarkan sama orang tua kasihan juga, ini seperti ada pembiaran,” tambahnya.

Ia menegaskan pentingnya peran orang tua dalam mencegah anak-anak terlibat dalam perang kelompok.

“Jangan salah, orang tua yang membiarkan anaknya melakukan hal negatif kalau terjadi sesuatu pada anaknya. Maka dia akan kita kenakan pasal pembiaran, sehingga anaknya jadi korban,” tutup Arya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved