Repelita Jakarta - Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo atau Jokowi disebut sebagai sosok yang penuh kontroversi, sering tampil di luar pakem, dan kerap menjadi sorotan publik lantaran sikapnya yang kerap berubah arah.
Peneliti media dan politik Buni Yani menyebut gaya Jokowi tersebut kerap dianggap sebagai kebohongan akut oleh banyak orang, tetapi justru dilihat sebagai manuver politik sah oleh para pendukungnya.
Dalam unggahan di Facebook pribadinya pada Minggu 3 Agustus 2025, Buni menyoroti bagaimana Jokowi terus memperluas lingkar konflik politik meskipun telah memimpin negara selama satu dekade dengan berbagai kebijakan yang dianggap menyulitkan rakyat.
Alih-alih meminta maaf atau meredam konflik, Buni menilai Jokowi justru semakin memancing perselisihan dengan berbagai pernyataan yang memantik respons keras pihak lain.
Terbaru, Buni menyoroti pernyataan Jokowi yang menyinggung adanya sosok berpengaruh di balik intensitas penyelidikan dugaan ijazah palsu.
Relawan Jokowi kemudian menegaskan bahwa pihak yang dimaksud adalah tokoh partai berwarna biru yang memiliki agenda agar anaknya bisa menggantikan posisi Gibran Rakabuming Raka.
Buni Yani meyakini pernyataan itu secara tidak langsung mengarah kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pendiri Partai Demokrat, yang selama ini identik dengan warna biru.
Akibat tudingan tersebut, para kader Partai Demokrat langsung merespons dengan perlawanan keras karena merasa tidak melakukan tuduhan yang dilontarkan kubu Jokowi.
Buni juga mengingatkan bahwa reaksi keras Demokrat terhadap Jokowi ini bukan kali pertama, sebab kasus serupa pernah muncul ketika Partai Demokrat berhadapan dengan upaya pengambilalihan kepemimpinan oleh Moeldoko.
Menurut Buni, sikap perlawanan tersebut wajar karena bila benar tudingan Jokowi bahwa SBY berada di balik isu ijazah palsu, maka Jokowi berusaha membuktikan bahwa ijazahnya sah dan masalah ini murni manuver politik, bukan persoalan hukum.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

