![]()
Repelita Jakarta – Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia Muzammil Ihsan menyampaikan harapannya agar BEM Universitas Diponegoro dan BEM Universitas Gadjah Mada mau kembali ke dalam barisan aliansi mahasiswa yang selama ini berjalan bersama.
Ia menekankan pentingnya menjaga kekompakan agar gerakan mahasiswa tetap solid menghadapi persoalan bangsa.
Muzammil menegaskan bahwa pihaknya berencana membuka ruang dialog dengan perwakilan dua BEM besar tersebut.
Ia berjanji akan memediasi agar hubungan yang sempat renggang bisa diperbaiki demi kepentingan bersama.
Menurutnya, keluarnya BEM UGM dan Undip merupakan sinyal agar kepengurusan BEM SI Kerakyatan berbenah.
Ia mengakui bahwa evaluasi menyeluruh sangat diperlukan supaya kesalahan serupa tidak terulang.
Bagi Muzammil, keberadaan BEM UGM dan Undip punya nilai historis yang tidak kecil dalam sejarah gerakan mahasiswa.
Ia menyebut keduanya pernah menjadi motor penggerak yang menghidupkan suara mahasiswa di tingkat nasional.
Muzammil juga menyadari bahwa kekecewaan yang muncul adalah reaksi wajar atas kondisi di forum Musyawarah Nasional XVIII di Padang.
Pada forum tersebut, kehadiran pejabat dan politikus dianggap menodai semangat independensi gerakan mahasiswa.
Ia menegaskan BEM SI Kerakyatan harus belajar dari situasi itu.
Menurutnya, idealisme dan integritas harus diutamakan agar mahasiswa tetap dipercaya publik.
Muzammil berharap suara mahasiswa tidak terpecah hanya karena perbedaan pandangan soal strategi perjuangan.
Baginya, perbedaan sikap di tubuh gerakan mahasiswa adalah dinamika yang lumrah.
Namun ia yakin masih ada titik temu yang bisa dirumuskan bersama.
Ia menekankan pintu aliansi BEM SI selalu terbuka bagi semua gerakan mahasiswa.
Baik kampus negeri maupun swasta diundang untuk kembali merapatkan barisan.
Muzammil mengajak semua pihak mengingat kembali tujuan awal berdirinya BEM SI.
Ia menyebut semangat awal gerakan mahasiswa selalu berpihak kepada kepentingan rakyat.
Menurutnya, hanya dengan penyatuan visi dan gerakan kolektif mahasiswa bisa menjadi penyeimbang di tengah situasi politik saat ini.
Ia juga berharap diskusi dan pertemuan lanjutan dengan BEM UGM dan Undip bisa terlaksana dalam waktu dekat.
Muzammil memastikan komunikasi informal sudah dilakukan untuk membuka jalan dialog.
Ia menekankan tidak ada paksaan dalam ajakan kembali bergabung.
Baginya, keputusan akhir tetap berada di tangan BEM masing-masing kampus.
Ia hanya berharap semangat perjuangan mahasiswa tidak padam karena perpecahan.
Muzammil juga mengingatkan agar seluruh BEM di Indonesia tetap kritis menyikapi persoalan bangsa.
Ia optimistis ke depan mahasiswa bisa kembali bersatu mengawal kepentingan publik.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

