
Repelita Jakarta - Peringatan peristiwa Kudatuli yang jatuh pada tanggal 27 Juli kembali dimaknai PDI Perjuangan sebagai momentum penting lahirnya reformasi dan demokrasi yang kini dirasakan rakyat Indonesia.
Ketua DPP PDI Perjuangan Ribka Tjiptaning menegaskan bahwa perjuangan rakyat pada masa itu membuka jalan lebar bagi anak-anak dari keluarga biasa untuk bisa menduduki jabatan penting dalam pemerintahan, termasuk menjadi Presiden.
Dalam pernyataannya di Gedung DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 27 Juli 2025, Ribka menegaskan bahwa tanpa Kudatuli, tidak mungkin muncul kepemimpinan nasional yang berasal dari rakyat kecil.
“Tanpa Kudatuli, tanpa 27 Juli, tidak akan pernah lahir reformasi. Demokrasi juga tidak akan pernah terwujud. 27 Juli menjadi tonggak lahirnya reformasi,” kata Ribka di hadapan para kader.
Ribka mencontohkan bagaimana Kudatuli membuka ruang bagi anak-anak buruh, petani, bahkan tukang kayu untuk bisa menduduki kursi kekuasaan.
Ia mengatakan bahwa tanpa peristiwa tersebut, mustahil ada anak buruh duduk di DPR, anak petani jadi gubernur, atau anak tukang kayu bisa menjadi Presiden Republik Indonesia, meski ia menilai sekarang arah perjuangan itu mulai melenceng.
Ribka juga mengingatkan para kader agar tetap mengawal nilai perjuangan partai dan tidak hanya menikmati hasilnya tanpa memahami sejarah.
Menurutnya, kader-kader semacam itu harus diawasi agar tidak berkhianat pada perjuangan partai yang sudah berdarah-darah di masa lalu.
Ia menekankan banyak kader di tingkat ranting yang tetap loyal meskipun tidak pernah mencicipi jabatan empuk atau fasilitas mewah.
Ribka meminta agar partai lebih selektif dalam menilai dan memilih kader agar tidak ada yang lupa diri saat menikmati posisi yang diperoleh lewat kerja keras partai.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

