Repelita Jakarta - Pemecatan Bambang Beathor Suryadi dari Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) yang dipimpin Budiman Sudjatmiko memicu sorotan publik.
Salah satu yang memberi tanggapan keras adalah pengamat politik Rocky Gerung.
Rocky menyebut Beathor sebagai aktivis yang berani dan tidak mudah tunduk pada kekuasaan.
Ia juga menyatakan telah mengenal Beathor sejak sebelum reformasi 1998.
“Beathor membuka jejak genealogi ijazah Jokowi yang dicetak di Jalan Pramuka. Dia berupaya untuk meyakinkan para aktivis supaya hati-hati dengan kekuasaan. Akhirnya dia kena damprat dari kekuasaan. Kan Beathor naik ketika Jokowi berkuasa, sekarang dia turun, diturunkan, atau dipaksa turun,” ujar Rocky melalui kanal YouTube-nya, Sabtu, 5 Juli 2025.
Rocky menilai, Beathor adalah sosok yang siap menghadapi segala risiko atas langkahnya mengungkap dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Ia melihat tindakan Beathor sebagai bagian dari eskalasi kegelisahan publik terhadap keabsahan ijazah Jokowi.
“Jadi, Beathor akhirnya harus menghadapi fakta bahwa dia akan dipukul,” lanjutnya.
Menurut Rocky, Beathor tak akan mundur.
Aktivis itu dinilai telah kenyang pengalaman sejak zaman Orde Baru dan tidak takut tekanan.
“Sudah berkali-kali dia masuk penjara zaman Orde Baru, bagi dia itu permainan kecil lah,” kata Rocky.
Namun Rocky menekankan bahwa beban utama ada di publik dan institusi resmi, khususnya Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia meminta agar UGM bersikap terbuka dan menunjukkan kejujuran akademik.
“UGM itu harus datang ke publik, perlihatkan ijazah aslinya. Jokowi pun dengan legowo harusnya memperlihatkan supaya kasus ini betul-betul diteduhkan,” ucapnya.
Ia menambahkan, Presiden Prabowo juga diyakini menanti kejelasan dari institusi resmi seperti UGM dan KPU.
“Kelihatannya Presiden Prabowo juga berharap banyak bahwa lembaga-lembaga resmi ini betul-betul mengucapkan kejujuran,” tandasnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.

