Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Orangtua Protes Akses Jalan ke SMA 6 dan SMP 17 Tangsel Ditutup Saat Hari Pertama Sekolah

Orangtua Protes Akses Jalan ke SMA 6 dan SMP 17 Tangsel Ditutup Saat Hari  Pertama Sekolah

Repelita Tangerang Selatan - Akses menuju SMP Negeri 17 dan SMA Negeri 6 di Tangerang Selatan tertutup pada hari pertama masuk sekolah.

Pengamatan di lokasi menunjukkan gerbang utama yang biasanya menjadi akses ke sekolah tersebut dipasangi rantai dan digembok oleh warga Perumahan Pamulang Permai.

Hal ini membuat para orang tua murid kesulitan untuk membawa kendaraan mereka masuk ke dalam lingkungan sekolah.

Sekolah sebenarnya terletak sekitar 300 meter dari gerbang yang dipagari tersebut.

Karena akses tertutup, orang tua harus memarkir kendaraan mereka di sepanjang Jalan Pamulang Permai I, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan.

Selain tidak bisa masuk, para orang tua juga tidak diperkenankan mengantarkan anak mereka sampai ke dalam lingkungan sekolah.

Yoyo, salah satu orang tua murid SMP 17, mengungkapkan rasa kesalnya karena tidak bisa mendampingi anaknya di hari pertama sekolah.

Menurut Yoyo, hari pertama sekolah adalah momentum yang penting dan seharusnya anak bisa didampingi secara langsung.

Ratna, orang tua murid lainnya, merasa prihatin karena permasalahan penerimaan siswa baru yang terjadi antara warga dan pihak sekolah berimbas pada akses menuju sekolah.

Ia berharap ada solusi yang bisa mengatasi persoalan ini agar akses jalan bisa kembali dibuka.

Warga setempat sudah tiga kali mengadakan dialog dengan pihak sekolah terkait jalur domisili dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.

Namun, hasil dialog tersebut belum mampu menyelesaikan permasalahan yang ada.

Warga merasa kecewa karena tidak ada satu pun dari sembilan anak yang mendaftar diterima di sekolah tersebut.

Sejak Kamis, 3 Juli 2025, warga memasang gembok dan spanduk di gerbang sebagai bentuk protes terhadap sistem penerimaan siswa baru.

Spanduk yang dipasang berisi permohonan maaf atas ketidaknyamanan penutupan akses tersebut.

Pada spanduk juga tertulis alasan penutupan yakni sistem penerimaan siswa baru yang dinilai mengabaikan hak anak-anak warga untuk bersekolah di lingkungan mereka sendiri.

Para orang tua murid dan warga berharap permasalahan ini dapat segera menemukan titik terang.

Situasi ini memicu kekhawatiran tentang potensi gangguan proses belajar mengajar di dua sekolah negeri tersebut.

Pihak sekolah hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi terkait penutupan akses jalan.

Kondisi ini menjadi sorotan publik karena menyangkut hak anak-anak memperoleh pendidikan di lingkungan yang layak dan aman.

Para orang tua meminta agar semua pihak dapat duduk bersama mencari solusi terbaik demi kepentingan pendidikan anak-anak.

Mereka menginginkan agar tidak ada lagi hambatan yang membuat anak-anak sulit mengakses sekolah.

Permasalahan ini juga mengundang perhatian pemerintah daerah untuk segera turun tangan dan menyelesaikan persoalan.

Warga dan orang tua menginginkan agar kebijakan penerimaan siswa di sekolah negeri harus mempertimbangkan hak anak yang tinggal di sekitar sekolah.

Mereka menegaskan pendidikan adalah hak dasar yang tidak boleh terhalang oleh persoalan administratif.

Semua pihak diharapkan dapat berkomitmen menjaga kelancaran dan kenyamanan proses belajar mengajar.

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya komunikasi dan koordinasi yang baik antara warga dan pihak sekolah.

Warga berharap kasus ini menjadi pelajaran agar ke depan tidak terulang kembali dan memberikan dampak negatif.

Situasi terkini masih terus dipantau oleh berbagai kalangan demi menemukan solusi terbaik.

Mereka berharap sekolah tetap bisa menjadi tempat yang ramah dan mudah diakses oleh semua siswa yang berhak.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved