Kematian Tragis Diplomat Muda di Kamar Kos Diduga Mengandung Pesan Simbolik: Lu Bicara, Gua Timpe

 

Repelita Jakarta - Peristiwa kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (ADP), masih menarik perhatian publik.

Salah satu tanggapan datang dari mantan pimpinan KPK, Bambang Widjojanto (BW), yang menilai kematian ADP tidak bisa dianggap biasa.

BW menjelaskan, kondisi Arya yang ditemukan dengan wajah dan mulut dilakban menyerupai pola pembunuhan yang dikenal dalam teori kriminologi sebagai 'locked room mystery'.

Menurut BW, pola pembunuhan ini bukan sekadar tindakan kriminal, melainkan mengandung pesan simbolis yang ditujukan kepada korban sekaligus pihak lain.

“Pola pembunuhan seperti ini biasanya disebut sebagai locked room mystery dalam berbagai tulisan teori kriminologi,” ujar BW.

Ia menambahkan, pembunuhan dengan metode tersebut mengandung makna simbol pembungkaman, yang bisa dipahami dari cara korban ditemukan dan konteks pekerjaannya.

BW menyatakan, tindakan itu kemungkinan merupakan ancaman kepada orang lain yang sedang atau berpotensi membuka informasi tertentu.

"Pesannya kepada orang lain melalui korban itu, yang bicara dan membocorkan informasi, kayak gini nih,” kata BW.

Arya sendiri bertugas sebagai diplomat muda di Direktorat Perlindungan WNI, Kementerian Luar Negeri.

BW menduga jika Arya terkait kasus perdagangan orang (TPPO), khususnya yang berhubungan dengan kasus besar seperti di Kamboja, kematiannya patut dicurigai lebih jauh.

"Teman-teman di Kepolisian pasti jago, apalagi sebenarnya kalau benar bahwa Arya sedang terlibat dalam melindungi warga negara dalam kasus TPPO,” tegas BW.

Ia menekankan pentingnya melihat pola kematian ini secara mendalam, apakah pembunuhan tersebut juga berfungsi sebagai pesan peringatan.

“Maka ini menjadi semakin relevan untuk melihat pola ini. Apakah pembunuhnya ini sedang mengirim pesan. Jadi pesannya, lu bicara, gua timpe," pungkasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga