Repelita Jakarta - Kasus dugaan ijazah palsu yang menyeret nama Presiden Joko Widodo belum mereda di tengah masyarakat karena dinilai memiliki muatan politik.
Joko Widodo menilai isu tersebut sengaja diembuskan untuk menjatuhkan reputasinya di mata publik sekaligus menjadi bagian dari strategi politik pihak tertentu.
Ia juga menyinggung adanya ciri pihak yang terus memainkan wacana ijazah palsu, yang menurutnya identik dengan sosok politikus berbaju biru.
Sehubungan dengan pernyataan itu, Ketua Solidaritas Merah Putih Silfester Matutina menegaskan bahwa pandangan Presiden tidak muncul begitu saja tanpa dasar.
Menurut Silfester, dari catatan sejarah politik, sudah tampak beberapa sinyal yang meskipun oleh sebagian orang hanya dianggap retorika, tetap menunjukkan arah yang sama.
Silfester menyoroti istilah Matahari Kembar serta narasi Indonesia Gelap yang sempat berkembang, dan menilai hal tersebut bisa diterjemahkan sebagai tanda adanya dualisme kepemimpinan.
Ia juga menyinggung dinamika politik yang sempat diwarnai dengan wacana pemakzulan terhadap Gibran Rakabuming, putra Jokowi, sebagai contoh bagaimana tekanan politik terus menguat.
Karena berbagai variabel itu, Silfester meyakini pernyataan Jokowi soal isu ijazah palsu memang erat kaitannya dengan agenda politik pihak tertentu.
“Enggak mungkin isu-isu ini dihembuskan apabila tidak ada kepentingan politik, ini bertujuan menghancurkan lawan politik,” kata Silfester saat dimintai tanggapan.
Ia menambahkan, manuver dan pernyataan yang selama ini digaungkan oleh Roy Suryo CS hanyalah bagian dari langkah untuk mendiskreditkan.
Silfester berharap seluruh pihak yang terkait segera menghentikan polemik dan narasi yang dinilai tidak produktif terkait kasus ijazah palsu.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

