Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Jhon Sitorus nilai mundurnya guru Sekolah Rakyat bukti ambisi pemerintah tak terukur

 Ferdinand Nilai Pemerintah Lalai Terkait 160 Guru Sekolah Rakyat Mundur, Ini Alasan yang Diungkap

Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Jhon Sitorus menanggapi fenomena pengunduran diri massal para guru Sekolah Rakyat yang belakangan menjadi sorotan.

Ia tidak merasa heran melihat ratusan guru tersebut memilih hengkang dari program yang baru berjalan ini.

Menurut Jhon, keputusan tersebut merupakan hal yang logis mengingat sejumlah kendala dan ketidakpastian yang menyelimuti program tersebut sejak awal.

Ia menyebut bahwa mundurnya para pendidik ini bisa dimaklumi karena selain belum tersedianya fasilitas penunjang yang memadai, juga disebabkan oleh rasa ragu para guru terhadap arah kebijakan Sekolah Rakyat ke depan.

"Wajar jika para guru mengundurkan diri, selain tidak siap dengan sarana pendukungnya bisa diduga para guru tidak yakin dengan road map sekolah rakyat ke depannya bagaimana," ujar Jhon pada 30 Juli 2025.

Kegelisahan juga disampaikan Jhon karena menurutnya program ini diluncurkan terlalu cepat meski kepemimpinan nasional baru saja dimulai.

"Tiba-tiba saja ada sekolah rakyat. Bagaimana konsepnya? Bagaimana outputnya? Apa tujuannya? Apa jaminan mutunya? Sampai sekarang tidak banyak yang tahu," cetusnya.

Ia menekankan pentingnya memberikan jaminan terhadap masa depan guru-guru yang telah lolos dalam program ini.

"Karena guru juga butuh kepastian soal masa depan pribadi. Hati-hati dengan ambisi besar yang tidak terukur, anak-anak bangsa bisa jadi korbannya," tegasnya.

Menanggapi gelombang pengunduran diri tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) langsung mengambil langkah pengganti dengan memanfaatkan tenaga pendidik dari lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf yang menyebut bahwa proses pengganti telah berjalan.

“Kita sudah proses dan insyaallah penggantinya sudah ada, jadi itu karena sistem yang menempatkan mereka itu,” katanya, dikutip pada 30 Juli 2025.

Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul menegaskan bahwa Kemensos menghormati keputusan para guru yang memilih mundur dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi pendidik lain yang ingin bergabung.

Menurutnya, masih banyak lulusan PPG yang belum mendapatkan penempatan dan bisa langsung dialokasikan untuk mengisi kekosongan tersebut.

“Kita sudah proses kembali untuk membuka kesempatan kepada yang lain, karena masih ada ribuan guru yang belum penempatan, terutama mereka yang sudah proses mengikuti pendidikan profesi guru,” jelasnya.

Lebih lanjut, Gus Ipul mengungkapkan bahwa pihaknya tidak tinggal diam menghadapi sejumlah persoalan yang dihadapi Sekolah Rakyat yang saat ini baru berjalan sekitar dua pekan.

Pemerintah, ujarnya, terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem yang dijalankan, termasuk menggandeng berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

“Kita terus perbaiki kekurangan-kekurangannya dengan kolaborasi antarkementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah," terangnya.

Ia menambahkan bahwa Kemensos akan terus memantau perkembangan lapangan dan menambah tenaga kependidikan seperti wali asrama maupun wali asuh jika dibutuhkan.

Diketahui, alasan utama mundurnya 160 guru Sekolah Rakyat ini adalah karena penempatan tugas yang terlalu jauh dari domisili mereka.

Meski demikian, Gus Ipul memastikan bahwa program Sekolah Rakyat tetap dilanjutkan dan terus dikembangkan di berbagai titik.

Ia menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen memastikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan kategori miskin ekstrem.(*)

 Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved