
Repelita Jakarta - Fakta mencengangkan mencuat dari laporan operasi penertiban yang dilakukan Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang 2025.
Dalam tiga kali razia terakhir, petugas berhasil mengamankan sebanyak 64 perempuan yang diduga berprofesi sebagai pekerja seks komersial di kawasan Kecamatan Sepaku, wilayah yang letaknya berdekatan dengan area pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Kepala Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara, Bagenda Ali, mengungkapkan bahwa para perempuan tersebut menjalankan praktik prostitusi secara daring melalui aplikasi media sosial.
"Pelaku prostitusi itu tawarkan jasa dengan harga antara Rp400 ribu hingga Rp700 ribu sekali kencan," jelas Bagenda Ali.
Yang mengejutkan, para PSK ini tidak hanya berasal dari Kalimantan, melainkan juga dari kota-kota besar seperti Samarinda, Balikpapan, Bandung, Makassar, hingga Yogyakarta.
Namun, informasi ini ditanggapi berbeda oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono.
Ia menyatakan bahwa praktik prostitusi tersebut bukan terjadi di kawasan inti IKN, melainkan di Kecamatan Sepaku, yang menurutnya telah ditertibkan sejak beberapa waktu lalu.
"Jadi emang bukan di IKN-nya bos. Kalau di IKN-nya enggak, itu di daerah Sepaku," tegas Basuki di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa 8 Juli 2025.
Basuki menyebutkan bahwa kegiatan ilegal tersebut telah ditangani oleh tim gabungan yang terdiri dari kepolisian, Satpol PP, serta deputi pengendalian pembangunan dari Otorita IKN.
"Itu ada prostitusi itu kemudian kami gabungan, dengan kepolisian, Satpol PP. Kemudian deputi pengendalian pembangunan kami sendiri turun. Ada 8 warung yang kami selesaikan waktu itu," ujarnya.
Ia juga menyebut kabar yang kembali mencuat saat ini sebagai informasi lama yang diangkat ulang.
"Kalau saya laporan dari deputi kami, itu recycle. Tapi kalau ada pasti kita tindak," tambahnya.
Menanggapi situasi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, mengaku kaget dan meminta agar kebenarannya segera diperiksa.
"Waduh, masak iya?" ucapnya.
"Waduh gawat gawat gawat, kok bisa gawat gitu. Wah ini harus dicek ini harus dicek," katanya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

