Hal Memberatkan Vonis Tom Lembong: Mengedepankan Ekonomi Kapitalis

Repelita Jakarta - Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dijatuhi hukuman penjara empat tahun enam bulan atas perkara korupsi proyek impor gula.

Dalam putusan yang dibacakan pada Jumat, 18 Juli 2025, anggota majelis hakim Alfis Setyawan menjelaskan sejumlah faktor yang memberatkan vonis tersebut.

Alfis menyebut Tom Lembong saat menjabat menteri terkesan lebih mengutamakan pendekatan ekonomi kapitalis dibanding prinsip demokrasi ekonomi dan nilai-nilai ekonomi Pancasila yang menitikberatkan pada kesejahteraan bersama.

Ia juga dinilai tidak menjalankan kewenangan sesuai kepastian hukum serta gagal menjadikan hukum sebagai landasan pengambilan keputusan untuk menjaga stabilitas harga gula.

Hakim menilai Tom Lembong telah mengabaikan kepentingan masyarakat sebagai konsumen gula kristal putih yang seharusnya memperoleh harga wajar.

Data yang dipaparkan hakim menunjukkan harga gula kristal putih pada Januari 2016 berada di angka Rp13.149 per kilogram dan naik menjadi Rp14.213 per kilogram pada Desember 2019.

Atas tindakannya, Tom Lembong divonis bersalah dan harus menjalani hukuman empat setengah tahun penjara.

Selain pidana penjara, Tom juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp750 juta yang jika tak dibayar akan diganti dengan kurungan enam bulan.

Majelis hakim menyatakan Tom melanggar Pasal 2 ayat 1 juncto Pasal 18 UU Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Meski demikian, hakim tidak menjatuhkan kewajiban uang pengganti lantaran Tom dianggap tidak menerima keuntungan pribadi dari kegiatan impor gula.

Dalam putusan yang sama, hakim memerintahkan pihak kejaksaan mengembalikan barang sitaan milik Tom berupa iPad dan MacBook, serta membayar biaya perkara sebesar Rp10.000.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga