Repelita Bandung - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memutuskan untuk mengganti nama RSUD Al Ihsan di Baleendah menjadi RSUD Welas Asih.
Perubahan nama ini bertujuan untuk menghadirkan nuansa baru yang lebih mencerminkan identitas budaya Sunda dan memberi kesan kedekatan dengan masyarakat lokal.
Dedi menyebutkan bahwa nama Al Ihsan menyimpan memori panjang yang menurutnya tidak perlu diungkap, sehingga ia memilih membangun citra baru dengan nama yang lebih membumi.
Ia memastikan perubahan ini tidak membebani anggaran pemerintah, sebab hanya bersifat administratif melalui penyesuaian Surat Keputusan.
“Nama itu kan cuma SK. Ganti nama enggak ada biaya,” ujar Dedi.
Gubernur juga menekankan bahwa perubahan nama ini akan diikuti dengan peningkatan layanan dan fasilitas medis agar setara dengan RS Hasan Sadikin dalam dua tahun mendatang.
Ia telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan untuk mempercepat langkah tersebut.
Zidney Fahmidyan, Ahli Hukum Pertama RSUD Al Ihsan, menyatakan bahwa proses perubahan nama baru mencapai 30 persen.
Ia menambahkan bahwa penggunaan nama Welas Asih merupakan bagian dari upaya Pemprov Jabar dalam mengangkat kearifan budaya lokal.
Nama tersebut juga mengandung nilai spiritual karena diambil dari makna dua Asmaul Husna, Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Zidney menyebut bahwa Welas Asih berarti belas kasih atau cinta kasih yang mendalam kepada sesama.
Ia menegaskan, nilai itu diharapkan menjadi identitas baru dalam pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.
Dedi menjelaskan bahwa perubahan nama ini hanya berlaku di RSUD Al Ihsan karena rumah sakit lain di daerah sudah menggunakan nama yang sesuai wilayah masing-masing.
“Kalau namanya sudah sesuai dengan daerahnya tidak ada masalah, seperti Pelabuhan Ratu, Garut Selatan,” jelas Dedi.
RSUD yang kini berganti nama menjadi Welas Asih itu terletak di jalan utama Baleendah, Kabupaten Bandung.
Peletakan batu pertama dilakukan pada 11 Maret 1993 oleh Yayasan Al Ihsan, sedangkan pembangunan dimulai pada Januari 1995.
Rumah sakit mulai beroperasi sejak 12 November 1995, dan beralih kepemilikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2004.
Kemudian, sejak 2009 rumah sakit tersebut berstatus sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). (*)
Editor: 91224 R-ID Elok