Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Analisis Ekspresi Roy Suryo Cs dan Jokowi Usai Kasus Ijazah Naik Penyidikan Ada Kepanikan

Repelita Jakarta – Pakar mikroekspresi Dody Triasmara memaparkan analisis mendalam tentang bagaimana raut wajah Roy Suryo cs dan Presiden Joko Widodo berubah setelah kasus dugaan ijazah palsu resmi masuk ke tahap penyidikan pada 11 Juli 2025.

Dody menjelaskan sejak awal konferensi pers, Roy Suryo tampak berusaha meyakinkan publik bahwa pihaknya siap menghadapi tekanan hukum dengan menunjukkan barisan pendukung di sekitarnya.

Menurut Dody, pada beberapa menit pertama Roy terlihat cukup tenang, senyum sesekali muncul, seolah ingin memberi kesan yakin pada apa yang disampaikan di hadapan media.

Namun ketika diskusi menyentuh soal bukti dokumen berupa salinan ijazah, Dody menangkap perubahan di ekspresi Roy yang mendadak serius dan nada bicaranya sedikit meninggi.

Gerakan bibir Roy terlihat menegang saat menyebut bahwa dokumen yang disiapkan hanya berupa fotokopi, sementara ia sendiri sadar bahwa fotokopi tidak cukup kuat dijadikan barang bukti di meja penyidikan.

Dody menilai perubahan intonasi dan ketegangan di wajah Roy memperlihatkan sinyal bahwa ia tengah menyimpan rasa khawatir sekaligus tekanan batin, meskipun diucapkan dengan suara lantang.

Ia juga melihat beberapa kali Roy melirik ke samping saat berbicara, menunjukkan adanya keraguan atau kegelisahan yang coba ditutupi dengan nada suara keras.

Ketika Roy menyinggung permintaan agar ijazah asli disita oleh pihak berwenang, Dody membaca perubahan sorot mata Roy yang sesaat menunduk lalu kembali fokus menatap kamera.

Dalam sudut pandang Dody, isyarat ini menandakan adanya tekanan emosional di balik keyakinan yang Roy sampaikan ke publik.

Sementara itu, Dody juga mencermati bagaimana Presiden Jokowi merespons situasi ini melalui beberapa pernyataan di hadapan publik dalam beberapa kesempatan setelah status kasusnya naik penyidikan.

Menurut Dody, Jokowi menampilkan raut wajah yang cenderung netral dan kalem, dengan pola senyum ringan yang muncul berulang, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya siap menghadapi apapun yang terjadi.

Gerakan mata Jokowi yang jarang berkedip panjang dinilai Dody sebagai sinyal bahwa Jokowi berusaha tampil setenang mungkin di tengah tekanan politik dan sorotan publik yang tidak kecil.

Saat Jokowi bicara soal akan memperlihatkan ijazah asli jika diperlukan, Dody melihat posisi bahu Jokowi tetap lurus, suara stabil, tanpa intonasi marah atau getaran gugup sedikit pun.

Pada momen ketika Jokowi menyebut ada pihak yang mendompleng isu ijazah demi kepentingan politik, Dody menilai gerakan rahang Jokowi mengencang tipis, menandakan ketidaksukaan, tetapi ekspresinya tetap terkendali.

Dody menyimpulkan pola mimik Jokowi berbeda 180 derajat dengan Roy karena Jokowi memiliki kontrol emosi lebih stabil, meski secara isi pernyataan sama-sama menolak anggapan yang merugikan dirinya.

Ia menyebut gestur Jokowi yang tenang justru bisa mengirimkan pesan ke publik bahwa pemerintah siap membuka jalur hukum sampai tuntas tanpa ada yang ditutupi.

Sementara di pihak Roy Suryo cs, Dody menduga tekanan muncul bukan hanya karena beban pembuktian di kepolisian, tetapi juga beban opini publik yang terus menilai motif di balik langkah hukum mereka.

Dalam analisis Dody, ketegangan Roy Suryo cs ini terlihat dari postur tubuh yang kaku, pandangan mata yang sering berpindah, serta cara Roy menjawab pertanyaan yang kadang berputar-putar.

Ia berpendapat perbedaan cara membawa diri antara kedua pihak bisa memengaruhi persepsi publik yang sedang menanti hasil akhir kasus ini.

Dody menegaskan bahwa ekspresi wajah dan nada suara dapat menjadi kunci membaca sinyal rasa percaya diri, kepanikan, atau tekanan tersembunyi di balik sebuah pernyataan politik.

Menurutnya, publik bisa menilai sendiri bagaimana peta kekuatan narasi terbentuk, antara kubu pelapor dan pihak yang dilaporkan.

Dengan dinamika ini, Dody menilai semua pihak sebaiknya tetap fokus pada jalur pembuktian di ranah forensik dan hukum formal.

Ia meyakini ekspresi wajah tidak bisa sepenuhnya berbohong, meski kata-kata bisa disusun sedemikian rupa untuk menenangkan pendukung masing-masing.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved