Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Roy Suryo Bongkar Dugaan Ijazah Jokowi dari Pasar Pramuka dan Sindir Sikap UGM serta Bareskrim

 Beda dari Hasil Uji Bareskrim Polri, Roy Suryo Bandingkan Ijazah Jokowi  dengan 3 Ijazah Lain - Tribunsolo.com

Repelita Jakarta - Isu keaslian ijazah Presiden ke-7 Indonesia kembali memicu perhatian publik setelah pernyataan mengejutkan dari politisi senior PDIP, Bambang Beathor Suryadi.

Beathor mengaitkan ijazah tersebut dengan keberadaan lembaga tak resmi yang dikenal sebagai Universitas Pasar Pramuka atau UPP.

Pakar telematika Roy Suryo menanggapi kegaduhan ini secara terbuka.

Ia menyebut kasus ini bukan isu biasa, melainkan sangat mencolok dan menyedot perhatian.

“Saya menggunakan istilah itu bukan semata-mata untuk menyampaikan betapa hebohnya isu ini, tetapi juga karena kasus ini begitu cetha wela-wela, alias sangat terang benderang,” kata Roy.

Dalam keterangannya, Roy membongkar sejumlah nama yang disebut dalam pengakuan Beathor, seperti Anggit Nugraha, David, dan Nugroho dari Tim Solo.

Juga Dani Iskandar, Indra, dan Yulianto dari Tim Jakarta.

Serta nama-nama seperti Prasetyo Edi Marsudi, Andi Widjajanto, M. Syarif, dan Juri Ardiantoro.

Roy menilai belum ada penegasan dari tokoh-tokoh tersebut, terutama Andi Widjajanto yang disebut enggan memberi klarifikasi atau bantahan keras.

“Sikap kehati-hatian itu bisa dimaklumi, mengingat beliau adalah mantan pejabat negara. Namun faktanya, ia juga tidak secara eksplisit menolak narasi dari Beathor. Ini justru memunculkan ruang tafsir liar di masyarakat,” ujarnya.

Roy juga menyoroti metode wawancara doorstop oleh Mikhael Sinaga yang dinilainya memperlihatkan sisi keterbukaan yang jarang ditemukan di media lain.

Ia memuji media seperti Sentana TV dan Balige Academy yang menayangkan wawancara tanpa sensor, termasuk saat Ir. Kasmudjo membantah pernah menjadi dosen pembimbing Jokowi di UGM.

Roy menganggap pengakuan tersebut sebagai fakta yang memukul balik narasi resmi selama ini.

Ia kemudian menjelaskan sejarah kawasan Pasar Pramuka yang dikenal sejak tahun 70-an sebagai pusat jasa pengetikan dan percetakan dokumen akademik.

Istilah UPP lahir dari praktik di kawasan itu yang menyediakan berbagai jenis dokumen termasuk yang diduga palsu.

Roy menggambarkan kawasan itu sebagai tempat Palu Gada, karena hampir semua dokumen bisa didapatkan di sana.

Sayangnya, kondisi itu membuka celah untuk praktik ilegal seperti pembuatan ijazah palsu.

Roy juga mengungkap bahwa desas-desus mengenai pejabat yang menggunakan ijazah dari UPP telah lama beredar.

Salah satu menteri saat ini bahkan pernah dikaitkan dengan dugaan serupa sebelum menjabat.

Namun perhatian utama Roy tetap tertuju pada dugaan bahwa ijazah Jokowi tidak berasal dari UGM seperti yang diklaim, melainkan dibuat di Pasar Pramuka.

Ia mempertanyakan klaim UGM dan Bareskrim yang menyatakan ijazah Jokowi identik dengan arsip resmi.

“Jika memang rekayasa ini benar terjadi, bagaimana mungkin UGM meyakini keaslian ijazah tersebut? Mengapa Bareskrim bisa menyatakan identik tanpa menyelidiki dugaan rekayasa?” tanya Roy.

“Ini sungguh ambyar,” tambahnya.

Lebih lanjut, Roy menyinggung insiden kebakaran di Pasar Pramuka yang terjadi pada 2 Desember 2024.

Ia menduga kebakaran itu berpotensi menghapus barang bukti yang krusial.

"Semoga ini bukan kesengajaan pihak-pihak tertentu untuk menghapus jejak Ijazah tersebut. Namun demikian sekalilagi kita percaya, Gusti Allah SWT tidak Sare dan akan membuka semua yang ditutup-tutupi dengan caranya," ujarnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved