Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Reza Pahlavi Setujui Pergantian Rezim di Tengah Perang Iran–Israel, Musuh dalam Selimut?

 Putra Mahkota Reza Pahlavi Setujui Pergantian Rezim di Tengah Perang Iran–Israel, Musuh dalam Selimut?

Repelita Paris - Putra Mahkota Iran yang kini hidup di pengasingan, Reza Pahlavi, menyerukan pergantian kekuasaan di negaranya dalam konferensi pers yang digelar di Paris.

Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, menjadikan seruannya sorotan internasional.

Pahlavi melontarkan kritik keras terhadap pemerintahan Republik Islam Iran yang disebutnya telah lama menindas rakyat.

Ia juga memperingatkan dunia internasional agar tidak memberi ruang aman bagi penguasa Iran saat ini.

Menurutnya, hanya Iran yang demokratis yang dapat mengakhiri program nuklir yang dijalankan oleh rezim.

Ia menawarkan visi tentang masa depan Iran yang berlandaskan pada tiga prinsip utama.

Pertama, keutuhan wilayah negara.

Kedua, kebebasan individu dan persamaan hak bagi semua warga.

Ketiga, pemisahan agama dari urusan negara.

Tiga nilai tersebut dianggapnya sebagai fondasi bagi Iran yang modern dan terbuka.

Secara langsung, ia menantang Ayatollah Ali Khamenei untuk mundur secara sukarela.

"Mundurlah, dan jika Anda mundur, Anda akan mendapatkan pengadilan yang adil — lebih dari yang pernah Anda berikan pada rakyat Iran," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa para pejabat akan diadili, namun memastikan proses transisi berjalan damai tanpa mengulang kekacauan revolusi sebelumnya.

Pahlavi menyebut momen ini sebagai “Tembok Berlin” bagi Iran.

Dalam konteks konflik regional yang memanas, pernyataan tersebut menimbulkan perdebatan.

Apakah ini strategi memanfaatkan instabilitas demi dukungan global, atau benar-benar niat murni demi demokrasi?

Pahlavi menyatakan komitmennya membentuk koalisi oposisi nasional dan membuka ruang bagi aktivis anti-rezim untuk menyusun agenda bersama.

Ia juga menjanjikan referendum nasional sebagai langkah rakyat menentukan masa depan mereka sendiri.

Dalam pidatonya, ia menegaskan tak bermaksud merebut kekuasaan demi pribadi.

“Saya melangkah maju bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi sebagai pelayan rakyat,” tegasnya.

Ia bahkan menyerukan kepada militer yang masih setia pada tanah air untuk berpihak pada rakyat.

“Jika kalian bergabung, pengabdian kalian akan dikenang dan dirayakan,” katanya.

Di tengah tekanan geopolitik dan ketegangan internal, langkah Pahlavi bisa menjadi penanda awal perubahan.

Namun, apakah ini benar-benar sinyal transisi demokratis atau hanya manuver politik akan ditentukan oleh waktu.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved