Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Mufti Anam Sepakat dengan Sindiran Dony Oskaria Soal Direksi BUMN Bergaya Feodal

 Anggota Komisi VI DPR dari fraksi PDIP, Mufti Anam. (tanngkap layar)

Repelita Jakarta - Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, menyatakan dukungan terhadap pernyataan Wakil Menteri BUMN merangkap COO Danantara, Dony Oskaria, yang mengkritik gaya hidup berlebihan para direksi BUMN.

Mufti menyebut dirinya sudah lama mengingatkan soal mentalitas feodal para petinggi perusahaan milik negara.

"Saya setuju 100 persen dengan pernyataan Wamen BUMN sekaligus COO Danantara, Pak Dony Oskaria. Sudah lama saya bilang: banyak direksi BUMN ini mentalnya bukan profesional, tapi feodal," ujar Mufti.

Ia menilai banyak direksi BUMN yang bergaya hidup seperti bangsawan, bahkan melibatkan istri dalam urusan institusi.

"Bahkan istri juga ikut dikawal ajudan ke mana-mana, seolah-olah BUMN itu warisan keluarga. Ini penyakit lama yang bikin BUMN susah maju," tambahnya.

Mufti meminta Kementerian BUMN segera melakukan pembenahan menyeluruh, tidak hanya soal keuangan, tapi juga soal mentalitas pejabatnya.

"Saya minta Kementerian BUMN segera bersih-bersih. Jangan cuma benahi laporan keuangan, tapi juga benahi mental dan gaya hidup pejabatnya," katanya.

Menurutnya, jika sikap feodal masih bercokol di tubuh direksi, maka BUMN akan kesulitan menjadi entitas kompetitif.

"Kalau mental begini terus, kapan BUMN bisa kompetitif? Yang ada BUMN makin jadi panggung pamer kekuasaan, bukan mesin penggerak ekonomi negara," ucap Mufti.

Sebelumnya, Dony Oskaria juga melontarkan kritik serupa dalam sebuah diskusi publik di Jakarta Selatan.

Dony menyayangkan masih adanya direksi BUMN yang membawa banyak ajudan dan protokol, bahkan untuk melayani istri mereka.

"Saya minta ini jangan dilakukan," tegasnya dalam acara Ikatan Alumni Fikom Unpad.

Ia membandingkan kondisi ini dengan praktik profesional CEO luar negeri yang lebih sederhana dan efisien.

"Saya ketemu juga banyak CEO-CEO di dunia tidak ada punya protokol 10, ya ajudannya 8 gitu. Saya bilang kita apalagi pegawai negara. Ini kan pekerjaan aja," katanya.

Dony bahkan pernah langsung mengusir para ajudan yang memenuhi kantornya saat masih bekerja di Plaza Mandiri.

"Sempat saya pernah mengusir para ajudan itu di lantai. Waktu saya masih di Plaza Mandiri. Saya bilang, ini kenapa orang ramai sekali di lantai. Saya usir, saya nggak mau lagi lihat ada orang (banyak), emangnya mau diculik, siapa yang mau culik mereka juga ya kan?" ungkapnya.

Namun kini, Dony mengklaim ada perubahan.

Ia menyebut beberapa direksi BUMN sudah berani datang tanpa pengawalan.

"Sekarang saya sudah happy tuh kalau datang ke Danantara yang tadinya dirut ajudannya 15, sekarang dia datang sendiri. Saya bilang, wah bagus ini datangnya sudah sendiri," ucap Dony.

Dony juga menekankan bahwa istri direksi tidak seharusnya mencampuri urusan kantor.

"Saya nggak mau itu istri nentuin gorden, istri nentuin penyanyi, istri nentuin acara gitu. Ini kan kantor, bukan warisan orang tua gitu," tandasnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved