Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Anies Baswedan Semprot Fadli Zon yang Dinilai Ingin Hapus Fakta Pemerkosaan Mei 98

Anies Baswedan Ulang Tahun, Fadli Zon Unggah Foto Kenangan Bersama Tahun  1994 - TribunNews.com

Repelita Jakarta - Anies Baswedan menyampaikan kritik terbuka terhadap Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang meragukan keberadaan pemerkosaan massal dalam tragedi Mei 1998.

Melalui akun X @aniesbaswedan pada Kamis, 19 Juni 2025, Anies mengingatkan pentingnya kejujuran dalam menyampaikan sejarah bangsa.

“Kita adalah bangsa yang besar, dan bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya, termasuk sisi-sisi kelam yang pernah terjadi?” tulisnya.

Menurut Anies, sejarah tidak boleh hanya diisi kisah kemenangan, tetapi juga harus mencerminkan luka kolektif yang menjadi pelajaran.

Ia menegaskan bahwa mengakui kebenaran sejarah adalah fondasi penting bagi keadilan dan persatuan.

“Mengakui seluruh kebenaran sejarah, baik pahit maupun manis, baik capaian pembangunan di era Orde Baru maupun tragedi pemerkosaan massal Mei '98, adalah fondasi penting untuk membangun keadilan dan persatuan sejati,” tambahnya.

Anies menyayangkan sikap Fadli Zon yang terkesan ingin menghapus bagian penting dari memori nasional.

Ia menyebut bahwa menutupi sejarah hanya akan melemahkan ikatan kebangsaan.

Fadli Zon sebelumnya menyatakan bahwa sejarah sebaiknya ditulis dengan nada positif untuk menjaga citra bangsa.

Lewat klarifikasi di akun X @fadlizon pada 16 Juni 2025, ia menyatakan bahwa tidak ada bukti konkret yang membuktikan adanya pemerkosaan massal saat kerusuhan 1998.

Pandangan itu langsung menuai protes dari banyak kalangan.

Anies pun berharap Fadli Zon tidak menyembunyikan kebenaran dalam penulisan sejarah nasional.

“Kami harap pak Menteri Kebudayaan akan menjaga integritas sejarah bangsa dengan menyampaikan seluruh dan selengkapnya kebenaran,” ujarnya.

“Setiap capaian menjadi kebanggaan dan setiap luka menjadi pelajaran. Terima kasih,” lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Komentar Anies langsung menarik perhatian netizen.

Beberapa warganet menyoroti frasa “kita adalah bangsa yang besar” yang menurut mereka hanya slogan kosong.

“Apapun masalahnya, solusinya; kita adalah bangsa yang besar,” sindir akun @kkanek***.

“Secara teori kita bangsa yang besar, secara praktek kita adalah bangsa yang besar kah? Bukankah itu tinggal kenangan saat semua sudah diperdaya asing aseng dan antek?” timpal akun @KepoP***.

“Ya besar cuma sebatas untuk keuntungan dan kenyamanan kelompoknya doang Pak, bukan besar dalam artian untuk ngebikin sejahtera seluruh lapisan masyarakat, jauh banget kalo itu mah,” tulis akun @baber***.

Sebagai informasi, Anies pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Jokowi pada 2014, meski hanya dua tahun.

Pada masa pemerintahan Presiden Prabowo, kementerian itu dipecah menjadi tiga institusi, salah satunya Kementerian Kebudayaan yang kini dipimpin Fadli Zon.

Fadli Zon dan Anies Baswedan juga pernah berada di barisan politik yang sama.

Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Fadli merupakan pendukung utama Anies-Sandiaga Uno.

Kini, keduanya justru bersilang pendapat dalam isu sejarah kelam bangsa.

Dalam waktu dekat, Komisi X DPR RI berencana memanggil Fadli Zon untuk dimintai penjelasan mengenai rencana penulisan ulang sejarah nasional.

Ketua Komisi X Lalu Hadrian Irfani menyebut pemanggilan itu sebagai respons atas reaksi keras masyarakat terhadap sikap Fadli Zon yang dianggap ingin menghapus fakta kekerasan seksual 1998.

Fadli mengklaim dirinya hanya mempertanyakan penggunaan istilah “massal” dan menyoroti tidak adanya bukti autentik.

Namun klarifikasi itu justru memperbesar kemarahan publik.

Proyek penulisan ulang sejarah ini ditargetkan rampung pada Agustus 2025, bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved