Repelita Lombok - Media Brasil menyoroti reaksi keluarga Juliana Marins yang meninggal dunia saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Mereka sempat menyampaikan kekecewaan terhadap pihak pemerintah yang dinilai lamban dalam upaya penyelamatan.
Namun di sisi lain, keluarga menyampaikan apresiasi mendalam kepada dua sukarelawan Indonesia, Tyo dan Agam, yang membantu proses evakuasi.
Tyo dan Agam diketahui ikut mengevakuasi jasad Juliana dari lokasi jatuhnya korban di kawasan pegunungan.
Salah satu dari mereka, Agam, bahkan menyiarkan secara langsung proses evakuasi melalui akun media sosialnya.
Dalam laporan Globo pada Rabu 25 Juni 2025, keluarga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para sukarelawan yang mereka sebut telah bertindak dengan keberanian.
“Kami berterima kasih kepada sukarelawan yang dengan berani secara sukarela membantu mempercepat proses penyelamatan Juliana,” bunyi pernyataan keluarga.
Ucapan itu juga ditujukan kepada siapa pun yang ikut berkontribusi dalam proses pencarian hingga evakuasi.
“Kami tak hanya memberikan terima kasih kepada mereka, tetapi juga semua orang yang berkontribusi dengan cara tertentu sehingga membuat proses ini bisa dilakukan,” lanjut mereka.
Juliana Marins, perempuan asal Brasil berusia 26 tahun, dilaporkan terjatuh saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani pada Jumat 20 Juni 2025.
Ia tergelincir dan jatuh ke jurang sedalam sekitar 600 meter pada Sabtu 21 Juni 2025.
Setelah dilakukan pencarian intensif dengan bantuan drone termal, jasad Juliana ditemukan oleh tim SAR pada 25 Juni.
Evakuasi dilakukan dalam kondisi yang sangat menantang, baik dari sisi medan maupun cuaca yang tidak bersahabat (*).
Editor: 91224 R-ID Elok

