Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Media Asing Beritakan Pertemuan Prabowo dengan Putin, Apa Kata Mereka?

Repelita St. Petersburg - Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke Federasi Rusia dalam rangka memperkuat hubungan bilateral sekaligus mewakili Indonesia dalam forum ekonomi internasional.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Prabowo disambut hangat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Kami sangat senang bertemu bersama Bapak Presiden di sini. Selamat datang,” ujar Putin.

Prabowo membalas sambutan itu dengan ucapan terima kasih dan apresiasi atas undangan serta penerimaan yang diberikan oleh Rusia.

Keduanya terakhir kali bertemu pada Agustus 2024 di Moskwa, saat Prabowo belum dilantik sebagai Presiden Indonesia.

Dalam kunjungannya kali ini, Prabowo didampingi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Kunjungan ini juga bertepatan dengan keikutsertaan Prabowo sebagai pembicara di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.

Pertemuan Prabowo dengan Putin disorot media internasional sebagai sinyal penting dari pergeseran geopolitik Indonesia.

Al Jazeera menyoroti kerja sama ekonomi yang diteken antara Danantara, dana kekayaan negara Indonesia, dan Dana Investasi Langsung Rusia.

Nota kesepahaman itu mencakup rencana pembentukan dana investasi senilai USD 2,29 miliar atau sekitar Rp 37,5 triliun.

Dalam pernyataannya, Prabowo menyebut pertemuannya dengan Putin berlangsung hangat dan produktif.

Ia menekankan kemajuan signifikan di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, dan pertanian.

Reuters melaporkan bahwa Putin secara terbuka mendukung masuknya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS.

Putin menganggap kehadiran Indonesia akan memberikan kontribusi besar bagi kelompok negara berkembang tersebut.

Prabowo menyampaikan terima kasih atas dukungan itu dan menyatakan bahwa hubungan Indonesia-Rusia semakin solid.

Presiden Rusia juga menyampaikan bahwa kerja sama bilateral akan diperluas ke berbagai bidang.

Putin menyebut sektor pertanian, antariksa, energi, dan militer sebagai wilayah kerja sama yang menjanjikan.

Rusia juga mengusulkan pendalaman kerja sama nuklir dengan Indonesia.

Prabowo menanggapi dengan menyatakan keinginan untuk menjalin kerja sama timbal balik di sektor pertahanan dan pendidikan.

Ia menargetkan pembangunan PLTN pertama di Indonesia pada tahun 2032 dengan kapasitas 500 MW.

Beberapa pengembang internasional disebut berminat, termasuk Rosatom dari Rusia, CNNC dari China, dan NuScale dari Amerika Serikat.

Media asing mencatat kecenderungan baru Indonesia yang lebih aktif mencari mitra strategis non-Barat.

Al Jazeera menyebut Prabowo menghindari ketergantungan pada negara-negara G7.

Hal ini terlihat dari keputusannya tidak menghadiri KTT G7 di Kanada.

Sebaliknya, ia lebih memilih melakukan kunjungan strategis ke Moskwa dan memperkuat aliansi dengan Rusia.

Menurut sejumlah analis, langkah ini bisa dimaknai sebagai manuver politik luar negeri yang menunjukkan orientasi baru Indonesia.

Latihan militer bersama antara Indonesia dan Rusia sebelumnya juga memperkuat dugaan akan terjalinnya kemitraan strategis jangka panjang. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved