Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Gelombang Pengungsi Israel ke Mesir Picu Krisis Keamanan dan Ketegangan Politik

 Takut Serangan Iran, Ribuan Warga Israel Menyeberang dan Tinggal di Hotel-Hotel Mesir

Repelita Jakarta - Ribuan warga Israel dilaporkan menyeberang ke Sinai Selatan, Mesir, dalam beberapa hari terakhir untuk menghindari konflik Israel-Iran yang terus berlangsung.

Peningkatan arus warga Yahudi ini mendorong otoritas Mesir memberlakukan status siaga tinggi dan memperketat pengamanan di perbatasan serta wilayah Sinai Selatan.

Sumber keamanan menyebutkan pengawasan diperkuat terutama di area yang sering dikunjungi warga Israel untuk menghindari potensi gangguan keamanan.

Pos pemeriksaan juga diperkuat di sepanjang jalur utama yang menghubungkan kota-kota di Sinai Selatan.

Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Mesir tentang kedatangan pengungsi atau kondisi keamanan, beberapa sumber memastikan pemerintah memantau situasi dengan ketat.

Para pengamat menilai pemerintah Mesir berusaha menghindari sorotan publik terkait penanganan isu ini, apalagi dengan kemarahan terhadap respon Kairo atas konflik Gaza dan hubungan yang tegang dengan Israel.

Seorang pejabat keamanan tinggi menyatakan semua cuti bagi polisi dan militer di Sinai Selatan dibatalkan sementara waktu.

Pasukan gabungan polisi dan tentara dikerahkan untuk mengamankan warga Israel sekaligus mencegah ancaman dari kelompok fanatik yang muncul di tengah sentimen anti-Israel.

Pejabat lain menyebut situasi ini sebagai krisis keamanan dengan instruksi ketat kepada semua badan keamanan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Pengawasan diperketat di seluruh provinsi terutama di titik masuk dan keluar Sinai Selatan, serta penjagaan ketat di perbatasan laut yang melibatkan angkatan laut dan penjaga pantai.

Kepresidenan Mesir terus memantau keamanan di Sinai Selatan dan perlindungan warga Israel di tengah kekhawatiran serangan yang dapat mengancam sektor pariwisata dan memperkeruh hubungan Mesir-Israel akibat perang di Gaza.

Sebagian besar warga Israel yang datang menetap di kota resor Laut Merah seperti Taba, Dahab, dan Nuweiba setelah menyeberang dari perbatasan Eilat dalam pekan terakhir.

Seorang pejabat kementerian pariwisata menyebut hampir 40.000 warga Israel menyeberang melalui perbatasan Taba sejak awal bulan ini saat ketegangan dengan Iran meningkat.

Pemilik hotel di Taba mengatakan tingkat hunian mencapai lebih dari 90 persen dan beberapa fasilitas bahkan memaksimalkan ruang untuk menampung tamu Israel yang memilih bertahan di Mesir.

Banyak warga Israel menggunakan resor Laut Merah sebagai tempat tinggal sementara sebelum melanjutkan perjalanan melalui bandara Sharm el-Sheikh atau Kairo menuju Eropa atau Amerika Utara.

Arus masuk warga Israel dan asing dari Israel ke Mesir diperkirakan tidak akan berkurang selama konflik Israel-Iran masih berlangsung.

Berita kedatangan warga Israel ke Sinai Selatan sebagian besar diberitakan oleh media luar negeri dan platform pan-Arab, sementara media lokal Mesir cenderung membatasi pemberitaan demi menghindari kemarahan publik.

Warga Israel di media sosial memuji keramahan petugas bea cukai dan fasilitas yang diterima di perbatasan Mesir.

Namun, penanganan pengungsi oleh pemerintah Kairo memicu kritik keras di kalangan warga Mesir yang menuding pemerintah bersikap berbeda dalam menangani situasi ini.

Aktivis membagikan foto keluarga Israel yang melarikan diri di perbatasan Taba sebagai bukti perlakuan khusus.

Sebelumnya, Mesir melarang kegiatan Global March to Gaza yang diikuti ribuan aktivis dari puluhan negara sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

Puluhan aktivis dilaporkan dipukuli, ditahan, dan mengalami pelecehan sebelum akhirnya dideportasi, memicu kemarahan di media sosial dan sorotan internasional.

Meskipun Mesir dan Israel telah menandatangani perjanjian damai sejak 1970-an, pemerintahan Mesir sering mendapat penolakan publik atas normalisasi hubungan.

Secara diplomatik dan ekonomi, Kairo tetap menjalin kemitraan strategis dengan Israel, namun ketegangan meningkat tajam sejak Israel melancarkan serangan besar di Gaza pada Oktober 2023.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved