Repelita Jakarta - Serangan udara kembali mengguncang kota Kharkiv, Ukraina, pada Jumat malam, 2 Mei 2025.
Sebanyak 47 warga sipil dilaporkan mengalami luka akibat rentetan drone serang milik Rusia yang menghantam berbagai sudut kota.
Wali Kota Kharkiv, Ihor Terekhov, menyatakan bahwa serangan ini merusak bangunan tempat tinggal warga dan sejumlah fasilitas umum.
Gubernur Kharkiv, Oleh Syniehubov, menyebut bahwa di antara korban terdapat anak-anak, termasuk seorang gadis berusia 11 tahun.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengecam keras serangan yang menyasar kawasan pemukiman tersebut.
Ia menyebut tindakan Rusia sebagai bentuk teror terhadap rakyat sipil.
Zelenskyy kembali mendesak negara-negara sahabat untuk segera bertindak dengan mengirimkan sistem pertahanan udara tambahan.
Menurutnya, Ukraina membutuhkan perlindungan nyata, bukan sekadar janji politik dari komunitas internasional.
Serangan ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya ketegangan diplomatik antara Ukraina dan Rusia.
Rusia mengusulkan jeda tembak selama 72 jam yang bertepatan dengan peringatan Hari Kemenangan pada 9 Mei.
Namun Ukraina menolak tawaran tersebut.
Zelenskyy menilai tawaran itu hanyalah strategi Rusia untuk mengalihkan perhatian dunia dari agresi yang sedang berlangsung.
Ia lebih mendukung rencana gencatan senjata selama 30 hari yang diusulkan Amerika Serikat.
Ukraina menuding Rusia memanfaatkan peringatan Hari Kemenangan sebagai tameng untuk menghindari tekanan internasional.
Di sisi lain, Rusia menuduh Ukraina mengancam keselamatan para pemimpin dunia yang akan menghadiri perayaan di Moskow.
Militer Ukraina mencatat bahwa sepanjang sepekan terakhir, Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.180 drone penyerang ke wilayah Ukraina.
Selain itu, lebih dari 1.300 bom berpemandu dan 10 rudal turut dilaporkan jatuh di berbagai titik.
Serangan terbaru ini menambah panjang daftar korban sipil yang terus meningkat sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022.
Zelenskyy meminta agar dunia tidak menutup mata atas penderitaan rakyat Ukraina.
Ia menegaskan bahwa kemenangan bukan hanya soal wilayah, tetapi tentang keselamatan umat manusia.
Serangan ke Kharkiv menjadi pengingat nyata bahwa perang belum berakhir dan masih terus memakan korban.
(*)
Editor: 91224 R-ID Elok