Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Aura Cinta Kaget Saat Curhat Soal Penggusuran, Dedi Mulyadi Malah Larang Wisuda Sekolah

 Dedi Mulyadi Nilai Sosok Aura Cinta yang Kritik Larangan Wisuda Sekolah  Tetap Ikhlas - Jurnal Soreang | PRMN

Repelita Jakarta - Aura Cinta, seorang siswi asal Cikarang, Bekasi, tak menyangka pertemuannya dengan Dedi Mulyadi justru berujung pada perdebatan soal wisuda sekolah.

Remaja yang sempat viral karena menyampaikan keluhan tentang penggusuran tempat tinggalnya itu, mendatangi Dedi dengan harapan mendapat jawaban atas nasib keluarga dan warga lain yang terdampak.

Namun, obrolan kemudian beralih ke topik biaya wisuda.

Dedi Mulyadi menegaskan bahwa ia menolak tradisi wisuda di tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Menurutnya, kegiatan tersebut justru membebani orang tua karena memerlukan biaya tambahan.

Ia menyarankan agar sekolah fokus pada proses belajar, bukan pada seremoni perpisahan yang mahal.

“Wisuda itu cocoknya untuk jenjang S1 atau Diploma,” tegasnya.

Aura yang baru lulus dari SMAN 1 Cikarang Utara tidak sepakat.

Ia menyebut wisuda sebagai momen penting yang layak dirayakan, terutama bagi siswa yang telah melewati masa sulit dalam pendidikan.

“Kalau nggak ada perpisahan, semua orang nggak mampu, rakyat miskin mana bisa merasakan bahagia,” kata Aura.

Pernyataan Aura pun menuai respons tajam dari Dedi.

Ia menilai bahwa keberatan seperti itu tidak berdasar dan cenderung emosional.

Ia menyarankan agar masyarakat lebih fokus pada pendidikan dan masa depan.

Warganet pun terbelah menanggapi perdebatan ini.

Sebagian memuji keberanian Aura berbicara di hadapan pejabat.

Namun, tak sedikit pula yang membela Dedi Mulyadi dan menyebut langkahnya sebagai bentuk kepedulian terhadap ekonomi rakyat kecil.

Dedi juga menyinggung soal album kenangan yang kerap dibagikan saat kelulusan.

Ia menganggap album itu bisa digantikan dengan dokumentasi digital yang lebih hemat biaya.

Peristiwa ini memperlihatkan adanya kesenjangan pandangan antara kebutuhan emosional siswa dan kebijakan penghematan biaya oleh pejabat.

Dialog semacam ini perlu terus dibuka agar kebijakan publik bisa lebih memahami kondisi nyata masyarakat.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved