Umar Hasibuan Soroti Standar Ganda dalam Pemberitaan Pengunduran Diri Gus Miftah dan Hasan Nasbi

 

Repelita Jakarta - Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Umar Hasibuan menyoroti perbedaan perlakuan terhadap tokoh publik yang mengundurkan diri dari jabatan mereka.

Ia membandingkan pengunduran diri Gus Miftah dengan Hasan Nasbi, yang baru-baru ini mengundurkan diri dari posisi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO).

Umar menilai bahwa pengunduran diri Gus Miftah, yang sebelumnya menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden, mendapat perhatian publik yang lebih besar dibandingkan dengan pengunduran diri Hasan Nasbi.

Ia mempertanyakan apakah ada standar ganda dalam menilai tindakan para pejabat publik tersebut.

“Jika Gus Miftah yang mengundurkan diri langsung menjadi sorotan, mengapa pengunduran diri Hasan Nasbi tidak mendapat perhatian yang sama?” ujar Umar.

Ia menekankan pentingnya konsistensi dalam menilai tindakan para pejabat publik, tanpa memandang latar belakang atau posisi mereka.

Sebelumnya, Gus Miftah mengundurkan diri dari jabatannya setelah video dirinya yang mengolok-olok penjual es teh viral di media sosial.

Tindakannya tersebut menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk dari Umar Hasibuan, yang menyebutnya sebagai tindakan yang tidak pantas bagi seorang tokoh agama.

Di sisi lain, Hasan Nasbi juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala PCO.

Namun, pengunduran dirinya tersebut tidak mendapat sorotan media yang signifikan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai standar ganda dalam pemberitaan dan penilaian terhadap pengunduran diri pejabat publik.

Umar Hasibuan berharap agar ke depannya, media dan masyarakat dapat lebih objektif dalam menilai tindakan para pejabat publik, tanpa adanya diskriminasi atau perlakuan yang berbeda berdasarkan latar belakang atau posisi mereka.

Ia menekankan bahwa integritas dan akuntabilitas harus menjadi dasar dalam menilai setiap tindakan pejabat publik.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga