Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Rudi S Kamri Sindir Jokowi Tak Tahu Diri, Desak Prabowo Tegas Hentikan Fenomena Dua Matahari di Pemerintahan

Repelita Jakarta - Pengamat sosial-politik Rudi S Kamri kembali mengkritik keras Presiden ke-7 RI, Joko Widodo.

Dalam pernyataannya, Rudi menyoroti fenomena yang ia sebut sebagai "matahari kembar" di tengah situasi politik nasional usai Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden ke-8.

Ia menilai Jokowi belum bersikap sebagaimana mantan kepala negara yang tahu menempatkan diri.

Menurutnya, mantan presiden itu justru masih aktif di ruang publik dan sering menjadi pusat sorotan media.

“Sudah waktunya istirahat, Pak Jokowi.

Jangan terus mencari spotlight.

Biarkan panggung ini milik Presiden baru,” ucap Rudi.

Ia menjelaskan bahwa istilah "matahari kembar" mengacu pada dua figur kuat yang sama-sama tampil mencolok di politik nasional, yaitu presiden aktif dan mantan presiden.

Rudi menyebut situasi ini menciptakan kegelisahan masyarakat karena munculnya simbol dualisme kekuasaan.

“Pak Prabowo bilang tidak ada matahari kembar, tapi rakyat merasakannya.

Ini soal persepsi publik yang tidak bisa dibantah dengan retorika,” ungkapnya.

Ia menyayangkan gaya Jokowi yang masih sering tampil dan memberikan sinyal politik, yang dinilainya menimbulkan kebingungan di masyarakat.

“Kenapa matahari lama nggak tahu diri?” sindirnya.

Rudi juga menyinggung keberadaan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden terpilih.

Ia menduga Jokowi tetap aktif di Jakarta demi mendampingi putranya yang dianggap belum matang secara politik.

“Kalau memang percaya Gibran mampu, biarkan saja dia berjalan sendiri.

Jangan terus didampingi,” tambahnya.

Di sisi lain, Rudi menyoroti pembatalan mutasi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo yang dinilainya mencerminkan ketidakteraturan akibat pengaruh kekuasaan lama.

Menurutnya, publik menangkap sinyal adanya intervensi dari luar pemerintahan terhadap keputusan militer.

“Panglima TNI saja akhirnya harus koreksi keputusan.

Ini jadi sinyal kuat adanya pengaruh kekuasaan di luar pemerintahan resmi,” ujarnya.

Ia juga mengkritik loyalitas berlebihan para menteri kabinet Jokowi yang masih aktif menunjukkan kedekatan personal, termasuk lewat kunjungan ke Solo.

Rudi menyebut hal itu sebagai “kegenitan politik.”

“Masih saja bilang 'Jokowi bos saya'.

Ini bensin yang menyiram api matahari kembar,” katanya.

Lebih lanjut, Rudi mendorong Prabowo tampil lebih tegas sebagai pemimpin tunggal.

“Jangan terlalu banyak muji-muji warisan Jokowi.

Kenyataannya, banyak masalah warisan yang harus dibereskan,” ucapnya.

Ia menilai kondisi Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Disparitas angka kemiskinan versi BPS dan Bank Dunia disebutnya sebagai tanda krisis yang nyata.

“Kalau Bank Dunia bilang 170 juta rakyat Indonesia itu miskin, itu warning serius,” tegasnya.

Ia menyayangkan energi politik yang tersedot hanya karena persaingan sorotan antara presiden lama dan presiden baru.

“Konflik regional memanas, ekonomi dalam tekanan, eh kita malah sibuk soal spotlight dua matahari,” tuturnya.

Sebagai penutup, Rudi menyerukan agar Jokowi mundur dari sorotan publik dan membiarkan Prabowo berdiri dengan kepercayaan penuh sebagai pemimpin bangsa.

“Kalau zaman Jokowi presidennya satu, SBY dan Megawati nggak pernah muncul.

Sekarang giliran Pak Prabowo harusnya berlaku sama,” pungkasnya.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved