Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Rocky Gerung Soroti Ambisi Gibran Jadi Pemimpin, Tapi Dinilai Belum Siap Hadapi Tantangan Politik Nasional

 

Repelita Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan kritik tajam.

Kali ini, sorotannya mengarah langsung kepada Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Rocky, Gibran adalah sosok muda yang penuh ambisi namun belum memiliki kapasitas yang cukup untuk terjun ke panggung politik nasional.

Ia menyebut bahwa tantangan masa depan bangsa terlalu besar untuk ditangani oleh pemimpin yang masih belum matang secara intelektual.

“Gibran itu bukan butuh skincare tapi butuh brain care,” ujar Rocky Gerung dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club.

Rocky menceritakan pengalamannya berbicara dengan seorang siswa SMA.
Siswa itu mempertanyakan nasib masa depan bangsa jika Gibran benar-benar menjadi Presiden pada 2029.

“Tadi saya ngobrol sama anak SMA, dia bilang: ‘Pak saya punya masa depan nggak kalau 2029 Gibran jadi presiden?’,” ucap Rocky menirukan pertanyaan tersebut.

Ia menekankan bahwa kemunculan Gibran di dunia politik bukan sekadar urusan konstitusi.
Tetapi lebih kepada keresahan publik terhadap praktik politik dinasti yang dipaksakan.

Rocky menyebut bahwa fenomena ini menimbulkan kegelisahan psikologis di tengah masyarakat.
Situasi tersebut, katanya, bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mengguncang stabilitas nasional.

Tak hanya menyoroti Gibran, Rocky juga mengkritik mantan Presiden Jokowi.
Ia menuding Jokowi memainkan isu ijazah palsu sebagai strategi untuk menguji seberapa besar daya tahan kritik terhadap dirinya.

Rocky menganggap Jokowi sengaja membiarkan isu tersebut berkembang selama dua tahun tanpa klarifikasi.
Langkah itu dinilai sebagai taktik untuk dijadikan senjata politik di kemudian hari.

“Kalau ijazahmu asli kenapa ditahan-tahan? Dua tahun rakyat gaduh karena kamu diam saja. Justru kamu yang bikin gaduh,” tegas Rocky.

Ia juga menyinggung kondisi kekuasaan saat ini yang menurutnya mengalami dualisme.
Rocky menggambarkan dua kutub kekuasaan antara Jokowi dan Prabowo Subianto seperti “matahari kembar”.

“Ada dua matahari. Yang satu terbit dari Tidar dan belum tenggelam. Yang satu terbit dari gorong-gorong dan tenggelam di IKN,” sindir Rocky dengan tajam.

Sebagai penutup, Rocky menegaskan bahwa problem utama bukan hanya pada aspek hukum.
Ia menyebut persoalan Gibran dan politik dinasti adalah persoalan moral dan budaya.

Masyarakat, khususnya generasi muda dan intelektual kampus, kata Rocky, harus menjawab tantangan ini dengan kesadaran kritis.

“Gibran jadi soal karena kapasitasnya nggak cukup. Maka yang dibutuhkan sekarang bukan skincare, tapi brain care,” tutup Rocky Gerung.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved