Kelompok Ajaran Menyimpang di Papua Pimpin Ritual Malam Jumat dengan Praktik Tak Lazim, Polisi Selidiki Dugaan Eksploitasi Seksual

 

Repelita Papua - Sebuah kelompok kepercayaan baru menimbulkan kontroversi di wilayah pegunungan Papua.

Pemimpin kelompok tersebut memiliki ciri fisik rambut sangat panjang hingga pinggang.

Dia menyebarkan doktrin bahwa dirinya merupakan perwujudan dewa di bumi.

Setiap malam Jumat, anggota kelompok berkumpul di sebuah bangunan tanpa jendela.

Mereka melakukan ritual dengan nyanyian dan tarian khusus selama berjam-jam.

Peserta ritual diharuskan meminum ramuan berwarna hijau sebelum acara dimulai.

Pada puncak acara, semua pakaian harus dilepaskan sebagai simbol pembebasan diri.

Pemimpin kemudian memerintahkan pasangan yang bukan suami istri untuk berpelukan.

Beredar kabar ada praktik pertukaran pasangan dalam ritual tersebut.

Kepolisian Respon Cepat

Unit Intelijen telah memantau pergerakan kelompok ini selama tiga bulan terakhir.

Ditemukan bukti transaksi mencurigakan terkait pengiriman bahan-bahan ritual.

"Kami sedang mengumpulkan alat bukti untuk penggerebekan," ujar Kasat Reskrim setempat.

Tokoh Masyarakat Khawatir

Seorang tetua adat mengaku kehilangan tiga anggota keluarganya.

"Mereka berubah total setelah mengikuti kelompok itu," tuturnya dengan nada sedih.

Lembaga sosial sudah menerima 15 laporan tentang hilangnya warga.

Ancaman bagi Generasi Muda

Dinas Pendidikan setempat menemukan fakta mengejutkan.

Beberapa pelajar SMA terindikasi menjadi anggota kelompok tersebut.

Guru-guru sedang diinstruksikan untuk lebih memperhatikan perubahan perilaku siswa.

Peringatan dari Berbagai Pihak

Organisasi perempuan setempat menggelar sosialisasi bahaya aliran sesat.

Mereka membagikan brosur berisi ciri-ciri kelompok mencurigakan.

Hotline pengaduan khusus telah disiapkan untuk masyarakat.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga