Repelita Jakarta - Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman menunjukkan kedekatan khusus dengan Ketua GRIB Jaya, Hercules.
Dudung memiliki cara komunikasi berbeda saat berbicara dengan Hercules.
Hercules tampak patuh terhadap Dudung.
Dudung pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat periode 2021-2025.
Saat ini, ia berperan sebagai Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pria kelahiran 19 November 1965 itu memang memiliki hubungan khusus dengan Hercules.
"Saya bisa berkomunikasi dengan dia," ujar Dudung di Metro TV.
Ia pun mencoba menghubungi Hercules melalui video call.
Saat tersambung, Dudung langsung berbicara dalam bahasa Tetun.
Bahasa Tetun merupakan salah satu bahasa resmi Timor Leste selain Portugis.
Bahasa ini berasal dari keluarga bahasa Austronesia dan mengandung banyak pengaruh dari bahasa Portugis.
Dudung menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto kepada Hercules.
"Pesan Pak Prabowo saat rapat kabinet adalah ormas yang menyengsarakan, menekan, atau memalak masyarakat harus dihentikan.
Kalau ormas membantu masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan, itu yang diharapkan," ujar Dudung kepada Hercules.
Hercules menegaskan bahwa GRIB Jaya selalu berkontribusi membantu masyarakat.
"Kami GRIB selalu hadir membantu saat bencana dan kesulitan masyarakat di seluruh Indonesia," ujar Hercules.
Dudung menjelaskan pesan Presiden kepada Hercules dengan bahasa Indonesia.
"Saya sampaikan bahwa ormas tidak boleh menyengsarakan atau menekan masyarakat.
Justru harus mendukung program pembangunan dan kesejahteraan," ucap Dudung.
Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian membubarkan ormas yang meresahkan masyarakat.
"Kalau ada ormas yang menyengsarakan, perintah presiden adalah dibubarkan.
Saya menegur Hercules soal ini," ujar Dudung.
Hercules pun setuju dan mendukung pembubaran.
Ia juga diminta meminta maaf kepada sejumlah jenderal terkait pernyataan yang pernah dilontarkan.
"Hercules minta maaf kepada Pak Gatot, Pak Yayat, dan jenderal-jenderal di Keluarga Besar TNI atas pernyataannya di media.
Dia menyatakan akan mendukung pemerintah," ujar Dudung.
Hercules menyampaikan permintaan maafnya.
"Aku minta maaf sebesar-besarnya atas ucapan yang salah terhadap bapak purnawirawan jenderal," katanya.
Beberapa waktu lalu, Hercules memang terlibat konflik dengan sejumlah jenderal seperti Sutiyoso, Gatot Nurmantyo, dan Yayat Sudrajat.
Konflik bermula ketika anggota ormas melakukan tindakan anarkis membakar mobil polisi di Depok.
Dudung mengaku sempat menegur Hercules agar tidak melakukan aksi tersebut.
"Saya bilang kamu tidak boleh melakukan kegiatan seperti itu, apalagi melawan aparat.
Dia mengakui itu anak buahnya dan merasa marah karena menggunakan nama GRIB," kata Dudung.
Nama Hercules dan GRIB Jaya kini menjadi pembicaraan publik.
Mereka disebut-sebut dekat dengan Presiden Prabowo Subianto.
Namun Dudung membantah ada perlindungan khusus dari Presiden.
"Aparat penegak hukum harus tegas dan berani.
Ormas ini tidak punya kekuatan besar.
Polisi harus berani menegakkan hukum," ujarnya.
Dudung menyatakan bahwa isu di balik GRIB dan Presiden Prabowo adalah tidak benar.
"Saya tahu persis, itu bohong," katanya.
Dudung tidak menampik Presiden Prabowo mengenal Hercules.
Hercules pernah menjadi tenaga bantuan operasional saat konflik di Timor Timur.
Setelah itu ia dibawa ke Jakarta dan tidak pernah kembali ke daerah asalnya.
"Pak Prabowo kenal banyak orang.
Saya juga kenal Hercules.
Namun bukan berarti ada dukungan khusus," jelas Dudung.
Menurut Dudung, Hercules memang sosok yang berani.
Untuk menandinginya, seseorang harus memiliki keberanian lebih besar.
"Hercules memang berani.
Kalau takut sama saya, itu lain soal," ujar Dudung.
Dudung tidak heran jika Hercules mencatut nama Presiden Prabowo.
"Banyak yang mengaku kenal saya untuk keuntungan sendiri.
Tidak hanya ormas, tapi juga pengusaha dan komunitas lain," ujarnya.
Editor: 91224 R-ID Elok