Repelita Jakarta – Indonesia kembali mengambil peran penting dalam upaya global menanggulangi tuberkulosis.
Negeri ini menjadi tempat uji klinis bagi tiga kandidat vaksin TBC yang sedang dalam pengembangan.
Salah satu vaksin yang diuji adalah M72/AS01E.
Vaksin ini dikembangkan melalui kerja sama antara yayasan milik Bill Gates dan GlaxoSmithKline.
Uji klinis tahap tiga untuk vaksin ini telah dimulai sejak September 2024.
Selain M72/AS01E, dua vaksin lain yang juga sedang diuji di Indonesia adalah BNT164a1 dan AdHu5Ag85A.
BNT164a1 merupakan vaksin berbasis teknologi mRNA hasil pengembangan BioNTech yang bekerja sama dengan Biofarma.
Saat ini vaksin tersebut sedang berada dalam tahap uji klinis fase dua.
Sementara itu, AdHu5Ag85A adalah vaksin berbasis vektor virus yang dikembangkan oleh CanSinoBio dan PT Etana.
Vaksin ini kini memasuki fase awal uji klinis atau tahap satu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Indonesia sebelumnya menghadapi hambatan regulasi.
Hal tersebut membuat partisipasi dalam penelitian vaksin TBC sempat terhambat.
Namun hambatan itu berhasil diatasi.
Indonesia kini menjadi salah satu lokasi penting dalam uji vaksin global.
Uji klinis terhadap ketiga vaksin ini diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2028.
Diharapkan hasilnya bisa segera digunakan secara luas pada tahun 2029.
Pemerintah optimis vaksin ini akan menjadi solusi efektif dan efisien dalam menekan jumlah kasus TBC di Indonesia.
Biaya perawatan TBC yang tinggi serta dampak sosial ekonomi menjadi alasan pentingnya vaksin ini.
Menkes menekankan bahwa upaya ini juga untuk mengurangi beban ekonomi negara akibat kehilangan produktivitas.
Calon relawan uji klinis diminta memenuhi sejumlah syarat.
Di antaranya adalah berusia antara 18 sampai 50 tahun dan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani.
Calon relawan juga harus belum pernah menerima vaksin TBC sebelumnya.
Mereka harus bersedia mengikuti seluruh proses uji klinis.
Kementerian Kesehatan membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin terlibat.
Partisipasi masyarakat diharapkan mempercepat pengembangan dan penyempurnaan vaksin.
Langkah ini juga menjadi wujud dukungan terhadap target eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030.
Editor: 91224 R-ID Elok