Repelita Jakarta - Jagat maya digegerkan dengan kemunculan grup bernama "Fantasi Sedarah" di Facebook.
Grup ini memuat konten menyimpang yang melibatkan anak di bawah umur dan diduga dilakukan oleh anggota keluarga sendiri.
Akun X bernama @philosoposaurus turut membagikan informasi ini ke publik.
Dalam salah satu unggahan, terlihat seorang pengguna anonim mengaku telah melakukan pelecehan seksual terhadap bayinya saat sang istri tengah keluar rumah.
Kepolisian pun segera merespons.
AKBP Reonald Simanjuntak dari Polda Metro Jaya menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menelusuri jejak akun tersebut.
Menurutnya, Direktorat Siber Polda Metro Jaya sedang mendalami dan menyelidiki aktivitas dalam grup Facebook itu.
Ia menegaskan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh dan mendalam.
Sementara itu, Komdigi telah memblokir enam grup Facebook yang dinilai membahayakan anak di ruang digital.
Pemblokiran dilakukan setelah menerima laporan dari masyarakat dan berkoordinasi langsung dengan Meta sebagai penyedia platform.
Alexander Sabar, Dirjen Pengawasan Ruang Digital Komdigi, menyebut bahwa langkah ini merupakan wujud nyata perlindungan negara terhadap anak-anak.
Ia menyatakan bahwa konten yang beredar di grup-grup tersebut melanggar norma dan mengandung unsur kekerasan terhadap anak.
Alexander menekankan bahwa isi grup mencerminkan fantasi seksual terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga sendiri.
Komdigi juga mengapresiasi langkah cepat Meta dalam menutup akses grup-grup tersebut.
Ia menilai kolaborasi pemerintah dan platform digital sangat penting demi keamanan anak di dunia maya.
Langkah pemblokiran ini disebut sebagai implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak.
Menurut Alexander, kewajiban platform digital untuk menciptakan lingkungan aman bagi anak kini makin mendesak.
Komdigi akan terus memperkuat pengawasan dan kerja sama lintas sektor demi terciptanya ruang digital yang sehat.
Namun, keterlibatan masyarakat tetap menjadi kunci utama dalam menjaga dunia digital tetap bersih.
Alexander mengimbau warga untuk aktif melaporkan konten berbahaya melalui kanal aduankonten.id agar anak-anak terlindungi dari ancaman di internet.
Editor: 91224 R-ID Elok