Repelita Jakarta - Israel tengah menghadapi bencana kebakaran hutan terbesar dalam sejarahnya.
Api yang melanda wilayah barat Yerusalem sejak 30 April 2025 telah memaksa pemerintah mengumumkan status darurat nasional.
Kebakaran ini telah menghanguskan lebih dari 20.000 dunam lahan, memaksa ribuan warga mengungsi, dan menutup jalan-jalan utama seperti Highway 1 dan Highway 3.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa api mengancam langsung kota Yerusalem.
Ia memperingatkan bahwa kebakaran ini bisa menjadi yang paling parah dalam sejarah Israel.
Netanyahu juga menginstruksikan pengerahan penuh pasukan militer, termasuk pesawat angkut C-130J Super Hercules dan unit penyelamat udara, untuk membantu pemadaman.
Sebanyak 163 tim pemadam kebakaran dan 12 pesawat telah dikerahkan untuk memadamkan api.
Namun, upaya ini belum cukup untuk mengendalikan kobaran api yang meluas dengan cepat akibat angin kencang dan cuaca panas.
Lebih dari 40 orang dilaporkan mengalami luka-luka, sebagian besar akibat menghirup asap tebal.
Pemerintah Israel telah meminta bantuan internasional untuk mengatasi bencana ini.
Negara-negara seperti Italia, Kroasia, Prancis, Spanyol, Ukraina, Rumania, Siprus, dan Yunani telah mengirimkan pesawat pemadam kebakaran dan helikopter.
Beberapa negara lain, termasuk Swedia, Argentina, dan Azerbaijan, juga menyatakan kesediaannya untuk membantu.
Sementara itu, pihak berwenang Israel menangkap beberapa individu yang diduga melakukan pembakaran.
Salah satu tersangka tertangkap dengan membawa bahan mudah terbakar.
Kelompok Hamas dilaporkan mengajak warga Palestina untuk membakar hutan dan lahan pertanian di Israel melalui pesan di media sosial.
Meskipun sebagian besar warga yang dievakuasi telah diizinkan kembali ke rumah mereka, situasi masih jauh dari aman.
Pemerintah memperingatkan bahwa larangan aktivitas di area terbuka tetap berlaku hingga setidaknya Rabu mendatang.
Upaya pemadaman diperkirakan akan berlangsung hingga akhir pekan.
Kebakaran ini terjadi bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Israel, menambah beban emosional bagi warga yang terdampak.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti instruksi dari otoritas setempat.
Bencana ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan kerja sama internasional dalam menghadapi krisis lingkungan.
Editor: 91224 R-ID Elok