Repelita Garut – Ledakan maut terjadi saat proses pemusnahan amunisi oleh TNI Angkatan Darat di kawasan Pantai Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Insiden ini berlangsung pada Senin dan menyebabkan 13 orang meninggal dunia.
Kegiatan pemusnahan amunisi dilakukan oleh satuan Pusat Amunisi III yang berada di bawah Pusat Peralatan TNI AD.
Dari total korban jiwa, sembilan di antaranya merupakan warga sipil.
Sementara itu, empat korban lainnya adalah anggota TNI AD yang terlibat dalam pelaksanaan tugas tersebut.
Hingga kini, penyelidikan terhadap mengapa warga sipil bisa berada di lokasi masih terus dilakukan pihak militer.
Menurut penjelasan Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, amunisi yang dimusnahkan dalam operasi ini merupakan jenis yang sudah dinyatakan kadaluarsa atau tidak lagi layak digunakan.
Pelaksanaan penghancuran amunisi dilakukan oleh petugas gudang amunisi Pusat Amunisi III.
Lokasi pemusnahan berada di atas lahan milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Garut.
Wilayah tersebut selama ini memang sering dimanfaatkan sebagai area pemusnahan bahan peledak milik militer.
Prosedur awal dilakukan dengan membuat dua lubang untuk peledakan, dan dalam pelaksanaannya kedua peledakan awal berjalan sesuai rencana tanpa hambatan.
Namun, ledakan mendadak terjadi saat proses penghancuran sisa-sisa bahan peledak di lubang ketiga yang disiapkan untuk detonator.
“Di luar dua sumur ini disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya. Termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan munisi akhir tersebut. Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” ujar Brigjen Wahyu.
Korban-korban yang meninggal dunia dalam ledakan tersebut telah dievakuasi ke RSUD Pamengpeuk untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Editor: 91224 R-ID Elok