
Repelita Jakarta – VinFast Asia, produsen mobil listrik asal Vietnam, menghadapi gangguan premanisme yang mengancam kelancaran pembangunan fasilitas produksinya di Indonesia.
Manajemen VinFast Asia memastikan bahwa pembangunan pabrik yang dimulai pada Juli tahun lalu di Subang, Jawa Barat, tetap berjalan sesuai rencana dan jadwal yang telah ditetapkan.
Pabrik ini merupakan bagian dari investasi senilai USD 200 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun, dengan kapasitas produksi mencapai 50.000 unit per tahun dan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang.
Namun, gangguan dari kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Karang Taruna dan organisasi buruh telah menimbulkan keresahan.
Kelompok-kelompok ini diduga melakukan tindakan premanisme yang mengganggu proses pembangunan.
Gigin Praginanto, pengamat kebijakan publik, menilai bahwa tindakan tersebut semakin mirip dengan gaya militer dan tidak jarang disamarkan dengan organisasi masyarakat sipil.
Ia menyebutnya sebagai bentuk premanisme yang semakin meresahkan dan menyerupai mafia dalam film Hollywood.
VinFast Asia menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan pembangunan pabrik dengan tetap mematuhi hukum setempat dan menjalin hubungan yang baik serta bertanggung jawab dengan masyarakat sekitar.
Perusahaan berharap agar gangguan tersebut dapat segera diatasi demi kelancaran investasi dan pembangunan industri otomotif di Indonesia.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

