Seruan Keras Dalam Puisi untuk Mulyono: "Jangan Ganggu Lagi Kemiskinan Kami"

 

Repelita Jakarta - Sebuah puisi yang menggugah hati dari seorang warga terdampak kelangkaan gas elpiji baru-baru ini mencuat ke permukaan. Dalam puisi yang berjudul "Jangan Ganggu Lagi Kemiskinan Kami," penulis menyuarakan kesulitan yang dialami oleh masyarakat kecil akibat harga gas yang semakin melambung dan langka di pasaran.

Puisi ini ditujukan kepada pihak-pihak yang dianggap tidak peduli dengan kondisi rakyat, terutama mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dengan nada yang penuh emosi, sang penulis menggambarkan bagaimana kelangkaan dan kenaikan harga gas sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat yang sudah kesulitan.

"Setiap hari kami berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kini, bahkan untuk sekadar memasak makanan, kami harus menanggung beban yang sangat berat," tulis sang penulis dalam puisi tersebut. Ia berharap, dengan seruan ini, pihak terkait dapat memperhatikan nasib rakyat kecil yang selama ini terpinggirkan.

Puisi ini viral di kalangan masyarakat, mengundang perhatian berbagai pihak yang merasa prihatin dengan kondisi yang dialami oleh warga. Dalam setiap bait puisi, terdengar seruan untuk menuntut keadilan dan perhatian lebih terhadap kesejahteraan rakyat.

Melalui puisi ini, penulis berharap agar suara-suara seperti mereka yang terpinggirkan dapat didengar dan dihargai. Mereka bukan hanya sekadar keluhan, tetapi potret nyata dari kesulitan yang dirasakan oleh banyak keluarga Indonesia.

Penyair ini juga menegaskan bahwa "kemiskinan bukan pilihan." Ia mengajak kita semua untuk bersama-sama mencari solusi yang lebih adil bagi mereka yang terjebak dalam situasi sulit ini.

Puisi ini menjadi refleksi bagi kita semua untuk lebih peka terhadap ketimpangan sosial dan ekonomi yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi juga tindakan nyata yang diharapkan oleh rakyat.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga