Repelita Jakarta – Meski sudah tidak menjabat lagi sebagai Presiden Indonesia, Joko Widodo tetap menjadi pusat perhatian politik.
Kunjungan sejumlah menteri ke Solo, kediaman pribadi Jokowi, menunjukkan bahwa mantan presiden itu masih menjadi tokoh penting dalam perpolitikan Indonesia.
Para menteri yang sowan, seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sering menyebut Jokowi sebagai "bos" meski sudah purnatugas.
Meski demikian, fenomena ini memunculkan kekhawatiran tentang adanya dualisme loyalitas antara Jokowi dan Presiden saat ini, Prabowo Subianto.
Pakar hukum tata negara, Refly Harun, mengungkapkan bahwa para menteri yang masih menunjukkan loyalitas kepada Jokowi dapat menimbulkan kesan kurangnya mono loyalitas terhadap Prabowo.
Sebagian pihak menganggap ini adalah hal yang wajar. Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, berpendapat bahwa kunjungan ini bukanlah sesuatu yang perlu dicurigai berlebihan.
Namun, anggota Komisi I DPR, Efriza, mengingatkan agar pemerintah memperhatikan kemungkinan kesan "dua matahari" dalam pemerintahan, di mana Jokowi tetap memiliki pengaruh besar meskipun sudah tidak menjabat.
Kunjungan menteri-menteri ini juga mengindikasikan bahwa Jokowi masih memiliki pengaruh politik yang kuat, meski bukan lagi sebagai presiden.
Kedepannya, pemerintah perlu memperjelas posisi pejabat negara dalam hal loyalitas terhadap presiden yang tengah menjabat.
Hal ini akan penting agar tidak terjadi ketegangan atau ambiguitas dalam hubungan politik antar pejabat negara.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

