Repelita Jakarta – Sejarawan JJ Rizal memberikan kritikan tajam terhadap video yang diunggah oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang membahas mengenai bonus demografi Indonesia.
Video tersebut menampilkan Gibran yang mengajak generasi muda untuk memanfaatkan bonus demografi yang akan datang, yang diperkirakan terjadi antara tahun 2030 hingga 2045.
JJ Rizal, melalui akun media sosialnya, menyatakan keprihatinannya atas kualitas isi dari video tersebut.
Ia menilai bahwa Gibran, yang sebelumnya mengaku tidak gemar membaca buku, tidak pantas menyampaikan isu penting seperti bonus demografi.
"Tega banget yang ngusulin bikin pidato padahal dia udah jujur mengaku tidak suka baca, dari keluarga yang tidak punya budaya membaca," tulis Rizal.
Lebih lanjut, Rizal juga menyoroti bahwa kebodohan bukanlah suatu hambatan dalam dunia politik.
"Namun memang kebodohan itu bukan hambatan dalam politik, hanya menggambarkan lebih nyata kebangkrutan suatu bangsa," tambahnya.
Video Gibran tersebut mengundang beragam reaksi dari netizen. Sebagian netizen mendukung Gibran dengan berpendapat bahwa setiap orang berhak menyampaikan pandangannya.
Namun, banyak juga yang setuju dengan kritik Rizal, merasa bahwa seorang pemimpin seharusnya memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu strategis yang mempengaruhi masa depan bangsa.
Kritik ini membuka ruang diskusi lebih luas tentang kualitas kepemimpinan dan pentingnya pengetahuan serta literasi dalam menentukan arah kebijakan negara.
Banyak yang berharap agar para pemimpin di masa depan dapat lebih mengedepankan kecerdasan dan integritas dalam setiap langkah politik yang mereka ambil. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok