Repelita Jakarta - Ahli digital forensik Rismon Sianipar tengah menyelidiki dugaan manipulasi terkait ijazah Presiden Jokowi. Dalam penelitiannya, Rismon menegaskan bahwa penyelidikan yang dilakukannya murni berdasarkan sains, bukan karena ada unsur kebencian atau politis.
Sianipar menjelaskan bahwa dalam proses analisis digital forensik, setiap detail gambar atau dokumen yang diungkapkan harus melalui uji validitas yang ketat. Ia memastikan bahwa metode yang digunakan merupakan pendekatan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penyelidikan ini bermula dari temuan beberapa pihak yang meragukan keaslian ijazah yang dimiliki Jokowi, khususnya terkait dengan kesesuaian data yang tercantum di dokumen dengan arsip yang ada di institusi pendidikan. Namun, Rismon menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan yang berkembang selama ini tidak didasarkan pada analisis forensik yang sahih.
Menurutnya, keberadaan bukti digital dan analisis forensik dapat membuktikan apakah sebuah dokumen asli atau sudah dimanipulasi. Ia menambahkan bahwa meskipun banyak pihak yang skeptis terhadap hasil analisis tersebut, ia tetap berkomitmen untuk menjunjung tinggi prinsip keilmuan tanpa dipengaruhi oleh isu-isu politik.
Sianipar juga menyoroti pentingnya transparansi dalam setiap proses verifikasi data, terlebih jika menyangkut pejabat publik. Oleh karena itu, ia mendesak agar semua pihak dapat bersikap obyektif dan tidak terjebak dalam spekulasi semata.
Di sisi lain, pengamat politik menilai bahwa kontroversi terkait ijazah ini semakin memperkeruh situasi politik yang tengah berlangsung. Mereka berharap agar proses hukum dapat segera menyelesaikan permasalahan ini dengan adil dan jelas, tanpa ada pihak yang dirugikan.
Sianipar juga mengingatkan bahwa untuk menyelesaikan masalah seperti ini, dibutuhkan bukti yang sah dan akurat, serta proses yang transparan agar kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga negara tetap terjaga.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok